Pernyataan Amr bin Ash kepada 2 Pendeta Saat Taklukkan Mesir

Amr bin Ash menaklukkan Mesir dengan cara damai

Amr bin Ash menaklukkan Mesir dengan cara damai. Ilustrasi Mesir
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam masuk Mesir  pada 20 tahun setelah hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Saat itulah terjadi perjanjian antara pemimpin pasukan Muslim yang saat itu dipimpin sahabat Rasulullah SAW, Amr bin Ash, dan orang-orang Mesir.

Baca Juga


Kitab Bidayah Wa An-Nihayah karya Ibnu Katsir, menjelaskan, ketika Umar bin Khattab beserta umat Muslim menyelesaikan penaklukkan Syam, Amr bin Ash dikirim ke Mesir. 

Amr bin Ash terkenal selalu memiliki strategi sebelum berperang, termasuk saat membebaskan Mesir dari Romawi dan Persia. Amer diutus ke Mesir setelah penaklukkan Baitul Maqdis dan ditemani sejumlah sahabat antara lin, Bisyr bin Arthah, Kharijah bin Hudzafah, Amir bn Wahab al-Juhmi.

Kedua yang terakhir bertemu di gerbang Mesir, lalu berpapasan dengan Abu Maryam pendeta Mesir bersama Uskup Abu Miryam, dia diutus penguasa Alexandria. Ketika para sahabat sudah merapaat, Amr berkata, “Jangan terburu-buru sampai kita mendengkarkan keluhn mereka, hadirkan Abu Maryam dan Abu Miryam, dua pendeta negeri ini.” Keduanya pun menghadap.  

Lalu Amr bin Ash berkata, "Kalian adalah pendeta di negara ini. Jadi dengarlah, Allah SWT mengirim Nabi Muhammad SAW dengan kebenaran. Dia (Allah) memerintahkan utusan-Nya, dan Muhammad memerintahkan kita.

Dan dia memimpin kami semua yang dia perintahkan, lalu dia pergi meninggalkan kami. Dan ini adalah di antara apa yang diperintahkan kepada kami. Dan kami menawarkan kepada kalian untuk masuk Islam.

Siapapun dari kalian yang menyetujui tawaran kami, maka mereka menjadi seperti kami. Dan siapapun yang menolak, kami tawarkan pada kalian untuk membayar jizyah (upeti) sehingga kami akan memberinya perlindungan.

Dan dari apa yang Amirul Mukminin (Umar bin Khattab) percayakan kepada kami, di antaranya adalah memperlakukan orang Koptik dengan baik karena Rasulullah SAW memerintahkan untuk memperlakukan orang Koptik dengan baik, karena beliau SAW penuh kasih sayang dan punya kepedulian kepada orang Mesir.

Di sisi lain, Romawi menolak melakukan rekonsiliasi dengan umat Muslim di masa awal hingga berujung pada peperangan dan Muslim menancapkan kemenangan. Dalam kondisi ini, barulah orang Mesir berdamai dengan tentara Arab. Alhasil, perjanjian terkait jizyah bagi yang tidak ingin memeluk Islam, ada di antara kedua belah pihak, yaitu antara umat Islam dan kalangan Koptik Mesir kala itu."

Begitulah yang dilakukan Amr bin Ash saat membebaskan rakyat Mesir. Dia memberikan perlindungan kepada jiwa, harta, gereja, salib, dan keyakinan orang-orang yang tidak ingin memeluk agama Islam, khususnya adalah orang-orang Koptik Mesir.

 

Sumber: youm7

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler