Wisatawan Dipaksa Sewa Jip, Sekda Sleman Angkat Bicara

Ini merupakan kejadian yang kedua setelah beberapa waktu terjadi.

ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Wisatawan menaiki mobil jip saat mengikuti wisata lava tour Merapi di Kaliadem, Cangkringan, Sleman, DIY (ilustrasi).
Rep: Wahyu Suryana Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Beberapa hari terakhir ramai di media sosial cerita wisatawan usai melakukan kunjungan wisata ke lereng Gunung Merapi. Wisatawan asal Klaten, IB (30), dilarang naik ke Petilasan Mbah Maridjan menggunakan mobil pribadinya.


Kejadian dialami Ahad (30/5) lalu dan diceritakan di Facebook. Alasan oknum-oknum yang memberhentikan IB karena akses jalan menuju Petilasan Mbah Maridjan jelek. Namun, ternyata IB diperbolehkan ke sana asalkan menyewa jip milik mereka.

Sekda Sleman, Harda Kiswaya mengatakan, kejadian ini dilakukan oknum-oknum dan setelah itu sudah diselesaikan. Ia mengingatkan, ini merupakan kejadian yang kedua setelah beberapa waktu terjadi dan sudah berjanji tidak mengulanginya. "Karena dulu pernah ada kejadian terus berjanji tidak mengulangi, sekarang ini ditegakkan janji yang dulu ya namanya sudah berjanji," kata Harda, Rabu (2/6).

Ia menerangkan, usai kejadian pertama sebenarnya oknum-oknum tersebut sudah membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan pemaksaan. Karenanya, sangat disayangkan jika hari ini masih ada yang mengulangi dengan memaksa wisatawan.

Harda menekankan, wisatawan tetap boleh mendatangi lokasi-lokasi wisata yang ada di lereng Gunung Merapi selama di luar batas bahaya. Selain itu, pandemi mengharuskan wisatawan tetap harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Oh boleh boleh, yang penting jaga protokol kesehatannya dan harus hati-hati. Kemarin saya sudah minta panewu sana selesaikan, dia lapor sudah diselesaikan, jadi yang penting sudah diselesaikan dan masyarakat bisa ke sana," ujar Harda. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler