AS Sita Bitcoin Tebusan untuk Peretas Colonial Pipeline
Colonial Pipeline membayar sekitar 63.7 bitcoin atas serangan ransomware.
REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Departemen Kehakiman pada Senin (7/6) memperoleh kembali uang tebusan cryptocurrency sekitar 2,3 juta dolar Amerika Serikat (AS) yang dibayarkan oleh Colonial Pipeline Co. Pihaknya menindak para peretas yang meluncur serangan siber AS yang paling mengganggu dalam catatan mereka.
Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco mengatakan para penyelidik telah menyita 63,7 bitcoin, sekarang bernilai sekitar 2,3 juta dolar AS yang dibayarkan oleh Colonial setelah peretasan sistemnya bulan lalu yang menyebabkan kekurangan besar-besaran di pompa bensin Pantai Timur AS.
“Departemen Kehakiman telah menemukan dan merebut kembali sebagian besar uang tebusan yang dibayarkan oleh Colonial,” kata Monaco, dilansir dari Reuters, Selasa (8/6).
Sebuah pernyataan tertulis yang diajukan pada Senin (7/6) mengatakan FBI memiliki kunci pribadi untuk membuka dompet bitcoin yang telah menerima sebagian besar dana. Tidak jelas bagaimana FBI mendapatkan akses ke kunci tersebut.
Seorang hakim di San Francisco menyetujui penyitaan dana dari “alamat mata uang kripto” ini, yang menurut pengarsipan terletak di Distrik Utara California.
Colonial Pipeline mengatakan telah membayar para peretas hampir 5 juta dolar AS untuk mendapatkan kembali akses. Bitcoin diperdagangkan turun hampir lima persen sekitar pukul 18.00 ET (22.00 GMT). Nilai cryptocurrency telah turun menjadi sekitar 34.000 dolar AS dalam beberapa pekan terakhir setelah mencapai level tertinggi 63.000 dolar AS pada April.
Penyitaan Bitcoin jarang terjadi. Namun, pihak berwenang telah meningkatkan keahlian mereka dalam melacak aliran uang digital karena ransomware telah menjadi ancaman keamanan nasional yang berkembang dan menambahkan ketegangan pada hubungan antara AS dan Rusia, di mana banyak kelompok tersebut bermarkas.
Peretasan, yang dikaitkan oleh FBI dengan geng bernama Darkside, menyebabkan penutupan selama berhari-hari yang menyebabkan lonjakan harga gas, panic buying dan kekurangan bahan bakar lokal. Ini menimbulkan kepusingan bagi Presiden Joe Biden ketika ekonomi AS mulai bangkit dari pandemi Covid-19.
Gedung Putih mendesak para eksekutif perusahaan dan pemimpin bisnis pekan lalu untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan untuk melindungi dari serangan ransomware setelah peretasan Colonial dan kemudian gangguan yang mengganggu operasi di perusahaan pengepakan daging besar.
Wakil Direktur FBI Paul Abbate, yang berbicara pada konferensi pers yang sama dengan Monaco pada Senin (7/6) menggambarkan DarkSide sebagai kelompok kejahatan dunia maya yang berbasis di Rusia. Abbate mengatakan FBI melacak lebih dari 100 varian ransomware. DarkSide sendiri telah menyerang setidaknya 90 perusahaan AS, termasuk produsen dan penyedia layanan kesehatan.