Tertimpa Wastafel, Ali Bagir Urung Bela Timnas Basket

Timnas basket putra akan menjalani sisa laga kualifikasi FIBA Asia 2021 di Filipina.

IBL Indonesia
Ali Bagir Wayarabi Alhadar gagal memperkuat timnas basket putra untuk kualifikasi FIBA Asia Cup 2021 karena cedera.
Rep: Fitriyanto Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ali Bagir Wayarabi Alhadar harus melupakan mimpi membuat debut di timnas basket senior Indonesia dalam waktu dekat. Pemain muda yang dipanggil dalam seleksi timnas proyeksi laga window 3 Grup A Kualifikasi FIBA Asia, mengalami cedera. Timnas basket putra Indonesia akan menyelesaikan sisa laga Grup A di Clark City, Filipina, pada 16-20 Juni ini.

Baca Juga


Ali Bagir yang bersinar bersama Indonesia Patriots di pentas IBL musim ini, tidak bisa berangkat bukan karena cedera saat latihan di pelatnas yang sudah dimulai sejak bulan Ramadhan lalu. Ia terkena musibah, kakinya tertimpa wastafel di rumahnya.

Asisten pelatih timnas basket putra Wahyu Widayat Jati ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (9/6) membenarkan ini.

"Betul Ali Bagir kakinya sakit, tertimpa wastafel yang jatuh di rumahnya. Musibah memang bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja. Pemain harus bisa menjaga diri dari hal-hal yang membahayakan dirinya. Di luar pelatnas kami tidak bisa kontrol," ujar Cacing, sapaan karib Wahyu Widayat Jati.

Cacing menyayangkan karena Ali Bagir yang secara postur dan kemampuan teknis cukup berpeluang dibawa ke Filipina ini. "Saya menyayangkan kejadian ini. Semoga lekas pulih dan bisa bergabung lagi bersama di pelatnas," kata Cacing.

Saat ini ada 18 pemain yang tergabung dalam pelatnas. Rencananya esok atau lusa akan dipilih 12 pemain untuk dibawa ke Filipina. Rencananya, timnas basket bertolak ke Filipina pada 13 Juni nanti. "Besok atau lusa harus sudah 12 pemain, karena untuk pengurusan tiket dan visa," kata Cacing.

Cacing mengatakan, untuk komposisi pemain, akan lebih banyak pemain senior. Ia mengatakan, dari pemain junior kemungkinan maksimal hanya dua pemain saja yang dibawa. 

"Karena kita tidak mau ambil risiko. Pemain senior kan sudah terbentuk chemistry-nya. Kalau pemain muda akan terlalu banyak adaptasi lagi," kata Cacing. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler