Jepang Ingin Selesaikan Vaksinasi Covid-19 pada November

Sejauh ini Jepang telah memberikan hampir 20 juta dosis pertama dan kedua vaksin

AP/Yu Nakajima/Kyodo News
Seorang pria menerima vaksin Pfizer COVID-19 di Stadion Noevir Kobe di Kobe, Jepang bagian barat, Senin, 31 Mei 2021.
Rep: Kamran Dikarma Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan dia ingin menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di negaranya pada Oktober atau November. Hal itu disampaikan setelah Jepang mengalami kemajuan signifikan dalam cakupan dan kecepatan inokulasi.

Dilaporkan laman the Straits Times, Suga mengungkapkan targetnya perihal vaksinasi dalam debat parlemen pada Rabu (9/6). Dia mengatakan angka-angka baru-baru ini menunjukkan negara telah memvaksinasi di sekitar tujuannya yakni satu juta dosis per hari.

Menurut data yang dirilis pada Rabu, Jepang memberikan sekitar 639 ribu dosis vaksin Pfizer atau Moderna secara nasional pada Selasa (8/6). Suga mengatakan jumlah tersebut telah melampaui target satu juta pada Selasa. Pernyataannya kemungkinan mengacu pada fakta bahwa lebih dari satu juta dosis baru ditambahkan ke penghitungan hari itu. Meskipun beberapa di antaranya diberikan pada hari-hari sebelumnya.

Sebelumnya Menteri Vaksinasi Jepang Taro Kono mengatakan negara tersebut menargetkan penyelesaian proses vaksinasi nasional pada Februari 2022. Sejauh ini Jepang telah memberikan hampir 20 juta dosis pertama dan kedua vaksin. Setelah awal yang lambat, laju inokulasi telah dipercepat sejak Mei, dengan sekitar 11 persen dari populasi menerima setidaknya satu dosis.

Tokyo dan daerah perkotaan besar lainnya masih dalam keadaan darurat untuk mengendalikan penyebaran virus. Deklarasi tersebut akan berlangsung hingga 20 Juni.

Baca Juga


Kendati demikian status itu dapat diperpanjang jika lonjakan kasus terjadi. Kasus baru harian di Tokyo secara bertahap menurun sejak darurat diperpanjang bulan lalu. Osaka yang sempat menjadi hotspot penularan juga mengalami penurunan kasus lebih tajam.

Pada Selasa lalu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah melonggarkan pembatasan perjalanan ke Jepang. Sebelumnya pada Mei, Washington memperingatkan warganya untuk tidak mengunjungi negara tersebut.

Sejauh ini Jepang telah mencatatkan 766 ribu kasus Covid-19. Sedikitnya 13.705 warga di sana meninggal akibat terinfeksi virus corona.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler