UEFA Minta Penjelasan Timnas Prancis Soal Insiden Pavard

Pavard sempat tidak sadarkan diri pada babak kedua dalam laga kontra Jerman.

AP/Alexander Hassenstein, Pool
Pemain belakang Prancis Benjamin Pavard (tengah) dan penjaga gawang Hugo Lloris mengadang bola dari pemain Jerman Serge Gnabry (kanan) dalam laga Grup F Euro 2020 pada Rabu (16/6) di Allianz Arena, Muenchen, Jerman, Rabu (16/6) dini hari WIB.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) telah meminta penjelasan kepada Federasi Sepak Bola Prancis (FFP) terkait insiden yang menimpa Benjamin Pavard saat Prancis membungkam Jerman, 1-0, Rabu (16/6) dini hari WIB. Dalam laga kedua penyisihan Grup F Euro 2020 tersebut, Pavard sempat tidak sadarkan diri pada babak kedua.

Pada menit ke-58, bek sayap Bayern Muenchen itu terlihat bertabrakan dengan pemain sayap Jerman, Robin Gosens, saat terlibat dalam duel perebutan bola. Kepala Pavard terlihat berbenturan dengan badan Gosens. Pavard pun sempat tergeletak dan tidak sadarkan diri selama beberapa detik.

Setelah mendapatkan perawatan dari tim medis, bek sayap kanan berusia 26 tahun itu kemudian langsung pulih dan terus melanjutkan permainan. Keputusan timnas Prancis untuk tidak melakukan pergantian pemain dan terus menurunkan Pavard hingga akhir laga ini pun mendapatkan sorotan.

Pasalnya, Les Bleus dianggap tidak melakukan protokol pencegahan gegar otak, yang telah disepakati berbagai pihak, termasuk UEFA, Asosiasi Pesepak bola Profesional Internasional (Fifpro), dan anggota UEFA, beberapa waktu lalu.

''UEFA ingin mengetahui apa alasan dan yang terjadi dalam pengambilan keputusan tersebut. Apakah timnas Prancis mengikuti protokol yang telah ditetapkan?'' tulis laporan BBC, Rabu (16/6).

Penerapan protokol pencegahan gegar otak kepada para pemain ini pun telah disepakati di gelaran Euro 2020. UEFA, Fifpro, dan seluruh kontestan Euro 2020 telah menyatakan persetujuannya menerapkan protokol tersebut.

Salah satu aturan dalam protokol pencegahan gegar otak itu menyebut, setiap tim akan langsung menarik pemain yang diduga mengalami gegar otak, baik saat di sesi latihan ataupun di pertandingan. Sebelumnya, pasca-laga Prancis kontra Jerman, Pavard sempat mengaku kehilangan kesadaran beberapa saat setelah bertabrakan dengan Gosens.

''Saya benar-benar terkejut. Saya sempat tidak sadar sekitar 10 hingga 15 detik. Namun, setelah itu, saya merasa jauh lebih baik,'' ujar Pavard seperti dikutip BBC.
Langkah UEFA untuk meminta keterangan dari FFP ini tidak terlepas dari desakan Fifpro. Dalam keterangan resminya, Fifpro mengaku telah melakukan kontak dengan UEFA soal insiden Pavard tersebut.

''Kami ingin tahu, apakah protokol pencegahan gegar otak di laga itu tidak diterapkan,'' tulis pernyataan resmi Fifpro seperti dilansir BBC.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler