Virusnya Bertindak Berbeda, Gejala Covid-19 Berubah

Dominannya varian Delta memicu perubahan gejala Covid-19 yang dialami warga Inggris.

EPA-EFE/ANDY RAIN
Pasien Covid-19 dibawa menuju RS Royal London, Inggris, Senin (14/6). Peneliti di Inggris mencermati gejala Covid-19 kini berubah menyusul dominannya varian Delta.
Rep: Meiliza Laveda Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Prof Tim Spector, sosok di balik aplikasi ZOE Covid Symptom Study, mengatakan bahwa lima gejala teratas saat ini adalah sakit kepala, ingusan, sakit tenggorokan, bersin, dan batuk berkepanjangan. Dia menyoroti gejala batuk yang terus-menerus merupakan satu-satunya gejala yang diakui NHS yang masuk dalam lima besar aplikasi ZOE.

“Sekarang, gejala demam turun ke nomor tujuh dan kehilangan penciuman di nomor sembilan. Kita harus benar-benar mengevaluasi kembali apa yang kita anggap gejala utama Covid-19 ini,” kata Prof Spector.

Prof Spector menganjurkan warga Inggris untuk melakukan tes jika mereka tidak yakin apakah mereka menderita pilek, demam, atau Covid-19.

“Jika Anda merasa tidak enak badan dan merasakan gejala Covid-19 seperti pilek, tidak ada alasan untuk tidak melakukan tes aliran lateral (LFD) dan reaksi rantai polimerase (PCR),” ujar dia.

Kondisi ini kemungkinan karena varian Delta yang dominan di Inggris yang menyebabkan gejala Covid-19 berbeda dengan gejala sebelumnya. Lebih dari setahun, orang telah waspada terhadap gejala batuk, kehilangan penciuman dan rasa, serta demam.

Baca Juga


Evaluasi ulang
Situasi saat ini berbeda dan orang yang tidak terdiagnosis bisa menyebarkan virus lebih jauh. Seorang profesor terkemuka mengatakan varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India tampaknya bekerja sedikit berbeda.

Selain itu, bisa juga karena Covid-19 yang menular di kalangan anak muda. Gejala penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 ini diketahui berbeda-beda menurut kelompok usia.

Dilansir The Sun, Jumat (18/6), studi ZOE mengenai gejala Covid-19 telah melacak wabah Covid-19 sejak Maret 2020 dengan jutaan warga Inggris melaporkan gejala mereka di sebuah aplikasi. NHS mengatakan, orang harus mendapatkan tes Covid-19 gratis jika memiliki setidaknya satu dari tiga gejala utama, yaitu batuk, suhu, dan kehilangan rasa atau bau.

Akan tetapi beberapa dokter, termasuk Prof Spector, telah lama menyerukan agar daftar gejala Covid-19 diperluas. Dengan begitu, orang yang terinfeksi bisa terdeteksi lebih banyak.

“Sekarang Covid bertindak berbeda, lebih seperti flu pada populasi yang lebih muda. Orang-orang tidak menyadari hal ini dan mereka mungkin berpikir mereka terkena flu musiman sehingga mereka masih dapat pergi ke pesta. Tanpa sadar, mereka mungkin menyebarkannya,” ucap dia.

Orang yang sudah divaksin masih dapat tertular Covid-19, tapi mereka cenderung tidak memiliki gejala sehingga mereka tidak sadar bahwa mereka pelu melakukan tes Covid-19. Hampir 70 persen lebih kecil kemungkinannya orang yang divaksin mengalami demam dibandingkan dengan yang tidak divaksin dan 55 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menderita kelelahan.

Sementara itu, para peneliti telah mengidentifikasi empat gejala langka yang harus diwaspadai setelah menerima vaksin. Bersin 24 persen lebih sering terjadi pada orang di bawah 60 tahun yang telah divaksin, tapi mereka masih terkena Covid-19. Gejala lain adalah sakit telinga dan pembengkakan kelenjar di ketiak atau leher.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler