ZOE: Sejak Awal Mei, Gejala Umum Covid-19 Tampak Berubah

Varian Delta menimbulkan gejala Covid-19 yang tampak berbeda dari sebelumnya.

EPA-EFE/ANDY RAIN
Pasien Covid-19 dibawa ke RS Royal London, Inggris, Senin (14/6). Berdasarkan data dari ZOE Covid Symptom Study, gejala umum Covid-19 telah berubah sejak awal Mei 2021.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama lebih dari setahun, masyarakat mewaspadai batuk kering, kehilangan penciuman dan pengecapan, serta demam sebagai gejala Covid-19. Namun, tampaknya tanda-tanda yang jamak dialami orang-orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 itu sudah berubah hingga membuat mereka tak terdiagnosis lalu menyebarkan virusnya lebih lanjut.

“Sejak awal Mei 2021, kami telah melihat gejala teratas dan itu tidak sama seperti sebelumnya,” kata pemimpin penelitian di Inggris, Prof Tim Spector.

Baca Juga


Menurut Spector, varian Delta yang awalnya diidentifikasi di India bekerja dengan cara yang agak berbeda. Namun, perbedaan itu bisa jadi juga karena Covid-19 sedang mewabah di kalangan anak muda dan gejalanya memang diketahui dapat berbeda-beda menurut kelompok umur.

"Nomor satu adalah sakit kepala diikuti oleh sakit tenggorokan, pilek, dan demam," kata Spector, dikutip dari The Sun, Selasa (15/6).

Orang yang berusia di bawah 40 tahun harus mewaspadai gejala sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek. Sementara itu, orang yang berusia di atas 40 tahun, tanda-tanda utamanya adalah sakit kepala, pilek, dan bersin.

Semua itu, menurut Spector, bukan gejala klasik lama. Gejala nomor lima adalah batuk.

"Jadi batuk lebih jarang dan kami bahkan tidak melihat kehilangan penciuman masuk ke 10 besar lagi dalam daftar gejala Covid-19," ujar Spector merujuk pada ZOE Covid Symptom Study.

Studi tersebut melacak wabah Covid-19 di Inggris sejak Maret 2020. Aplikasi itu menampung laporan dari jutaan orang Inggris tentang gejala Covid-19 yang mereka alami.

Belakangan ini, sakit kepala menjadi gejala paling umum. Keluhan ini memengaruhi 66 persen pasien di bawah 40 tahun dan 53 persen di atas 40 tahun.

Pasien berusia lebih dari 40 tahun memiliki gejala lebih sedikit. Gejala utama yang mereka rasakan sangat ringan berkat peran vaksin.

Mereka sama sekali tak mengalami gejala klasik seperti batuk, demam, atau kehilangan penciuman. Berdasarkan aplikasi, hilangnya kemampuan indra pengecap dan penciuman tidak lagi masuk dalam 10 gejala teratas secara umum.

Sementara itu, survei terkemuka lainnya di Inggris pada Februari mengidentifikasi Covid-19 dari gejala menggigil, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, dan nyeri otot. Studi REACT yang dipimpin Imperial College London menyimpulkan keempat tanda itu paling kuat terkait infeksi Covid-19.

Prof Spector khawatir banyak anak muda tidak terdiagnosis dan menyebarkan virus lebih jauh. NHS menyarankan seseorang harus melakukan tes jika memiliki setidaknya satu dari tiga gejala utama, yakni batuk, demam, dan kehilangan bau/rasa. Namun, Spector menyerukan daftar itu diperluas agar melacak lebih banyak orang yang terinfeksi.

“Covid-19 bertindak berbeda sekarang lebih seperti flu pada populasi yang lebih muda ini dan orang-orang tidak menyadari hal ini. Orang mungkin berpikir mereka terkena flu musiman lalu mereka masih pergi ke pesta dan mereka mungkin menyebarkannya,” tutur Spector.

Nama baru varian covid-19. - (republika)



Varian Delta telah menyebar di Inggris dalam hitungan pekan, di mana varian itu 60 persen lebih mudah menyebar. Mengingat jutaan orang di bawah 30 tahun belum menerima vaksinasi, apalagi pembatasan sosial telah dilonggarkan, varian baru diperkirakan lebih mudah tersebar. Kasus tertinggi terjadi pada pasien berusia sekitar 20 tahun.

Data dari Public Health England menunjukkan kasus meningkat dua kali lipat pada kelompok usia itu, yakni dari 54 menjadi 121 kasus per 100 ribu orang. Infeksi juga meningkat dari 47 menjadi 72 per 100 ribu orang pada usia 30-an.

“Jelas bahwa ini adalah epidemi di antara populasi yang tidak divaksinasi dan sebagian divaksinasi di Inggris,” kata Spector.

Varian Delta juga telah ditemukan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dalam rapat terbatas terkait penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, varian Delta telah ditemukan di DKI Jakarta, Kudus (Jawa Tengah), dan Bangkalan (Jawa Timur).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler