Hotel di Baturraden akan Disulap Jadi RS Darurat Covid-19

Pemkab Banyumas menyewa Hotel Rosenda di Baturraden untuk jadi RS Darurat Covid-19

ANTARA FOTO/IDHAD ZAKARIA
Sejumlah pedagang pasar menunggu giliran vaksinasi COVID-19 di Pasar Wage Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah
Rep: Eko Widiyatno Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Banyumas melakukan langkah antisipatif untuk mengatasi kemungkinan membludaknya pasien Covid 19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan menyewa Hotel Rosenda di Baturraden, kemudian disulap menjadi rumah sakit darurat.

''Ini merupakan salah satu upaya kita untuk mengantisipasi kemungkinan adanya lonjakan pasien Covid 19,'' jelas Bupati Achmad Husein, Selasa (22/6).

Dia menyebutkan, tren tingkat keterisian rumah sakit yang menangani Covid 19 di Banyumas, saat ini terus mengalami peningkatan. Bahkan dalam sepekan terakhir, lonjakan jumlah pasien terjadi sangat signifikan. ''Dari yang semula  BOR (Bed Occupancy Rate)-nya hanya 36 persen, naik bertahap menjadi 49 persen,  68 persen dan sekarang pada posisi 71 persen,'' jelasnya.

Menurutnya, adanya lonjakan jumlah pasien rumah sakit di Banyumas, disebabkan rumah sakit di Banyumas tidak hanya menerima pasien dari warga ber-KTP Banyumas saja. Tapi juga pasien yang berasal dari kabupaten tetangga.

''Kalau hanya menerima pasien dari Banyumas, sejauh ini masih aman. Namun karena harus menerima pasien dari luar Banyumas, lonjakan jumlah pasiennya menjadi cepat sekali,'' katanya.

Melihat tren peningkatan tersebut, Bupati menilai perlu dibuat rumah sakit darurat untuk menangani pasien Covid 19 yang membutuhkan perawatan. Rencananya, gedung yang akan dimanfaatkan sebagai rumah sakit darurat adalah Hotel Rosenda yang berada di Baturraden. ''Kita sudah cek. Bila dimanfaatkan sebagai rumah sakit, hotel tersebut bisa menampung 331 pasien,'' jelasnya.

Untuk kebutuhan SDM yang akan menangani pasien di rumah sakit darurat tersebut, Husein menyatakan, untuk para dokter dan tenaga medis, akan diambilkan dari SDM yang ada di tiga rumah sakit pemerintah di Kabupaten Banyumas. ''Mereka akan bertugas di RS tersebut secara bergantian,'' katanya.

Selain itu, kata Husein, mereka juga akan mendapat backup dari sejumlah relawan dari beberapa perguruan tinggi di Banyumas yang memiliki program studi kedokteran dan ilmu kesehatan.

Saat ini, hampir semua rumah sakit yang ada di Banyumas, baik rumah sakit milik pemerintah maupun swasta, sudah memiliki ruang isolasi untuk perawatan pasien Covid 19. Selain itu, Pemkab Banyumas juga telah memanfaatkan sejumlah gedung di Baturraden sebagai tempat karantina bagi pasien Covid 19 kategori OTG.

Gedung yang digunakan sebagai tempat karantina, antara lain Gedung Diklat milik Pemkab Banyumas, Pondok Slamet milik Pemprov Jateng dan Gedung Wijayakusuma milik Kodam IV Diponegoro. ''Dengan adanya tambahan tempat perawatan di rumah sakit darurat, berarti kita menyiapkan 1.000 tempat tidur, baik untuk pasien Covid 19 dengan gejala maupun yang tanpa gejala,'' jelasnya.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler