Wali Kota Muenchen Kritik UEFA karena Tolak 'Stadion LGBT'

Sebelumnya, ada permintaan agar Alianz Arena diwarnai pelangi.

MgRol112
Ilustrasi LGBT
Rep: Hartifiany Praisra Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN -- UEFA telah menolak permintaan wali kota Muenchen, Jerman untuk menerangi Stadion Allianz dengan warna pelangi di laga Jerman kontra Hungaria pada Kamis (24/6) dini hari WIB.


Wali Kota Muenchen, Dieter Reiter menyoroti undang-undang Hungaria yang melarang promosi homoseksual dan perubahan gender di sekolah serta membatasi media untuk menampilkan konten dalam program anak di bawah umur.

UEFA kemudian mengusulkan tanggal alternatif pada 28 Juni atau antara 3-9 Juli untuk mengenang pemberontakan kaum homoseksual di New York pada 1969. Namun kritikan atas keputusan UEFA pun bersuara di Jerman. Reiter pun bereaksi.

"Saya pikir memalukan jika UEFA menolak permintaan kami atas tanda untuk keragaman, toleransi, dan solidaritas," kata Reiter, Rabu (23/6).

Federasi Sepak Bola Jerman turut mendukung kampanye itu di tanggal berbeda. Pelatih Jerman, Joachim Loew mengaku akan menyambut baik langkah tersebut.

"Saya akan senang jika stadion diterangi cahaya warna warni. Penting bagi kami untuk menghayati nilai ini. Di tim kami, inilah masalahnya," kata Loew.

Penggagas acara Budapest Pride menyatakan ada rencana alternatif dari mitra mereka di Muenchen. Budapest Pride memaparkan bahwa organisasi LGBTQ Muenchen mempersiapkan pertandingan Jerman kontra Hungaria dengan aksi besar yakni membagikan 11 ribu bendera pelangi di dalam dan sekitar stadion.

Selain Stadion Allianz, rencananya hal serupa akan dilakukan di Stadion Olimpiade Berlin, stadion Bundesliga di Cologne, Frankfurt, dan Wolfsburg serempak pada Rabu (23/6) waktu setempat. Sementara itu, pelatih Hungaria, Marco Rossi mengatakan timnya tidak pernah membahas politik di ruang ganti.

"Kami adalah manusia dan kami semua sensitif terhadap masalah sosial. Tapi saya percaya bahwa kami selalu menunjukkan, melalui perilaku kami, bahwa kami selalu menghormati semua orang," kata Rossi.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto mengapresiasi keputusan UEFA. "Bersyukur di kalangan pimpinan sepak bola Eropa, akal sehat masih berlaku dan mereka tidak ikut-ikutan provokasi politik," kata Szijjarto.

Sebelumnya, UEFA telah mengabulkan permintaan Hungaria. "UEFA, melalui regulasinya, adalah organisasi yang netral secara politik dan agama. Mengingat konteks politik dalam permintaan khusus ini, sebuah pesan yang ditujukan untuk parlemen nasional Hungaria, maka UEFA harus menolak permintaan ini," tulis pernyataan UEFA dilansir dari laman ABC.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler