Hanya 6.000 Warga Asing Diizinkan Masuk Australia
Setiap orang yang datang ke Australia wajib menjalani karantina dua minggu
REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia membatasi kedatangan orang dari luar negeri untuk menahan penyebaran dan pembentukan klaster baru virus corona. Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Jumat (2/7) mengatakan, kuota untuk kedatangan luar negeri akan dipotong sekitar 50 persen.
Di bawah strategi "nol Covid" hanya 6.000 orang yang diizinkan memasuki Australia dengan penerbangan komersial luar negeri setiap minggu. Setiap orang yang datang ke Australia wajib menjalani karantina hotel selama dua minggu.
Morrrison akan memangkas kuota kedatangan orang dari luar negeri menjadi sekitar 3.000 pada pertengahan Juli. Morrison mengumumkan keputusan itu di tengah meningkatnya kritik tentang penguncian cepat yang berulang, kebocoran fasilitas karantina hotel dan vaksinasi yang berjalan lambat. Sejauh ini, kurang dari 8 persen orang dewasa di Australia telah mendapatkan vaksinasi lengkap.
“Ini adalah masa yang sulit ketika orang berurusan dengan pembatasa. Masih ada perjalanan yang cukup jauh di depan kita," kata Morrison, dilansir Aljazirah.
Morrison mengatakan, pemerintah akan meninjau ulang strategi negara dalam menekan laju pandemi virus corona. Pemerintah akan segera mengadopsi target vaksinasi, dan akan membuka perbatasan secara bertahap, dan kembalinya kehidupan normal.
Morrison mengindikasikan perbatasan akan dibuka terlebih dahulu untuk warga Australia yang divaksinasi dan pelancong luar negeri. Target vaksinasi kemungkinan akan ditetapkan oleh penasihat ilmiah.
“Jika Anda divaksinasi, Anda bisa mengubah cara kita hidup sebagai sebuah negara, Anda bisa mengubah cara Anda hidup di Australia,” kata Morrison.
Sebelum pandemi dimulai, sekitar 260 ribu orang memasuki Australia setiap minggu. Selain itu, warga negara Australia bebas bepergian ke luar negeri.