Eriksson: Sulit Temukan Kelemahan Permainan Italia
Di perempat final Euro 2020, Italia menghadapi Belgia, Sabtu (3/7) pukul 02.00 WIB.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan pelatih timnas Inggris Sven Goran-Eriksson mengaku sulit mencari titik kelemahan permainan yang diusung Italia di pentas Euro 2020. Bahkan, pelatih yang mengantarkan Lazio merengkuh Scudetto musim 1999/2000 itu menyebut Gli Azzurri merupakan tim dengan penampilan terbaik sepanjang penyisihan fase grup.
Setelah memetik kemenangan dalam 10 laga babak kualifikasi, Italia melanjutkan tren apik ini dengan torehan kemenangan di empat laga putaran final Euro 2020. Berbagi tempat dengan Belgia dan Jerman, Italia menorehkan rekor kemenangan terpanjang dalam satu gelaran Piala Eropa.
Pada babak perempat final Euro 2020, Italia akan berhadapan dengan Belgia, Sabtu (3/7) dini hari WIB. Tidak hanya soal satu tiket ke babak semifinal, kemenangan di laga ini juga bakal membawa Gli Azzurri mencatatkan rekor baru dengan torehan lima kemenangan beruntun di Piala Eropa, catatan yang tidak pernah ditorehkan La Nazionale sepanjang partisipasi di Euro.
Eriksson mengaku terkesan dengan penampilan Italia tersebut. "Italia bermain dengan sangat, sangat bagus. Dalam dua atau tiga laga awal, Italia menjadi tim dengan permainan terbaik. Kenapa? Saya tidak bisa memastikan. Namun, selain barisan pemain-pemain berkuaitas, mereka juga memiliki Roberto Mancini," tutur Eriksson, dikutip dari Stats Performa, Jumat (2/7).
Mancini menampilkan wajah baru Gli Azzurri. Selain perubahan pemain dalam skuad Azzurri, mantan pelatih Manchester City itu juga mengubah identitas permainan yang baru. Italia, yang identik dengan permainan bertahan, justru tampil dengan agresif dan ofensif. Kendati begitu, gaya permainan menyerang ini tidak meninggalkan solidnya pertahanan, yang selama ini menjadi ciri khas Italia.
Dalam 18 laga terakhir di semua ajang, Italia tidak pernah kebobolan lebih dari dua gol. Selama periode tersebut, Gli Azzurri pun menorehkan delapan kali clean sheet. Eriksson pun memuji peforma Italia tersebut.
"Saya tidak melihat ada titik lemah di permainan Italia. Sebagai seorang yang perfeksionis, Mancini tentu ingin timnya bermain sepak bola yang bagus. Mereka tidak bermain seperti tic-tic, tic-tac. Begitu mendapatkan bola, mereka langsung menyerang. Ini adalah sepak bola yang menyenangkan untuk ditonton. Saya harap, gaya permainan ini mengantarkan mereka ke ujung turnamen ini," kata Eriksson.