Risiko di Balik Tren Operasi Plastik Elf Ears

Memiliki elf ears disebut dapat membuat wajah menjadi lebih ramping.

Time Plastic & Cosmetology Hospital
Seorang perempuan menunjukkan telinganya sebelum dan setelah menjalani operasi plastik elf ears.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama berabad-abad, elf ears atau telinga peri dipandang sebagai faktor yang mengurangi kecantikan seseorang. Namun, sekarang generasi Z di China mengantre untuk mendapatkannya.

Di China, banyak wanita menjalani operasi plastik berbahaya demi mendapatkan kuping seperti peri. Mereka tidak sedang berusaha untuk terlihat seperti makhluk mistis Legolas di karya JRR Tolkien atau Dobby-nya JK Rowling.

Orang-orang yang melakukannya menyebut, dengan memperbesar daun telinga maka wajah mereka terlihat lebih ramping. Dengan kuping caplang, penampilan keseluruhannya lebih menarik.

“Hasilnya sangat jelas. Anda bisa melihat daun telinga saya dari depan dan secara keseluruhan saya terlihat lebih energik," ujar Song Yao, pemilik toko pakaian dari Hangzhou yang menjalani operasi, seperti dikutip dari laman New York Post, Sabtu (3/7).

Song mengeluarkan sekitar 10 ribu yuan atau sekitar Rp 22,5 juta untuk mendapatkan kuping caplang. Ia melakukannya sebagian karena banyak selebritas wanita China juga mengikuti tren tersebut.

“Saya baru menyadari sebenarnya banyak anak muda, kebanyakan setelah tahun 2000-an, mencari cara untuk membuat elf ears setelah saya membantu seorang selebritas online melakukannya pada awal tahun lalu. Setelah itu, semakin banyak orang datang kepada saya untuk hal yang sama," jelas dr. Yu Wenlin, dari Gaoshang Medical Pusat Kosmetik di Guangzhou, kepada South China Morning Post.

Kini, dr. Wenlin melakukan hingga enam operasi perubahan bentuk telinga setiap hari. Prosedur untuk mendapatkan telinga peri ini biasanya melibatkan penyuntikan asam hialuronat ke dalam telinga sebagai dermal filler.

Baca Juga


Dokter bedah plastik juga akan memasukkan sepotong tulang rawan di belakang telinga untuk menopangnya ke depan sehingga dapat terlihat dari tampilan wajah bagian depan. Kuping caplang secara tradisional dianggap sebagai simbol keberuntungan di China.

Ini pula yang mendongkrak tren telinga peri populer di platform media sosial lokal seperti Weibo. Tren telinga peri telah menarik lebih dari 700 juta tampilan di Weibo. Banyak video pengguna dengan telinga yang diubah lewat operasi juga menjadi viral di Douyin, TikTok versi China.

“Itu adalah sihir. Saya belum mengubah apa pun di wajah saya, namun semua teman saya mengatakan saya terlihat berbeda pada hari saya menyelesaikan operasi plastik. Wajah saya terlihat lebih kecil dan saya terlihat lebih pintar," kata seorang pasien yang puas dengan tentang prosedur bedah kosmetik di platform berbagi gaya hidup China, Xiaohongshu.


Terlepas dari semua popularitasnya, tren telinga peri telah menerima banyak penolakan baik dari pengguna media sosial maupun profesional medis. Banyak pengguna mencatat dalam komentar bahwa modifikasi tubuh ini tidak membuat seseorang lebih cantik, terutama ketika trennya mungkin akan segera hilang.

“Saya berani mengatakan, setelah hiruk-pikuk elf ears ini, akan ada pasukan pencari kecantikan yang meminta untuk mendapatkan telinga asli mereka kembali, seperti hidung selebritas online, kelopak mata ganda (double eye lid) ala Eropa, dan lainnya, yang dulu sangat populer," kata dr. Wang Jiangyun, ahli bedah kosmetik di Third People's Hospital di Zhengzhou.

Prosedur kosmetik untuk mendapatkan telinga peri ini memiliki faktor risiko yang cukup besar. Yang pertama adalah infeksi di sekitar telinga setelah operasi yang sangat sulit untuk diobati.

"Yang kedua adalah emboli yang disebabkan oleh penyuntikan asam hialuronat ke dalam pembuluh darah, yang bisa berakibat fatal," kata Dr. Liu Yufeng, kepala dokter divisi bedah plastik di Second Hospital of Nanjing, kepada Vice.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler