Jepang Siapkan 582 Atlet untuk Olimpiade Tokyo

Jepang menargetkan 30 medali emas dalam Olimpiade musim panas kali ini.

EPA-EFE/ISSEI KATO
Podium Kemenangan yang akan digunakan selama upacara kemenangan di Olimpiade Tokyo 2020 ditampilkan dalam acara pembukaan untuk barang-barang upacara kemenangan termasuk podium, musik, kostum dan nampan medali untuk Olimpiade dan Paralimpiade di Ariake Arena, Tokyo, Jepang, belum lama ini.
Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Olimpiade Jepang (JOC) mengumumkan jumlah delegasi negara tuan rumah Olimpiade Tokyo yang mencapai 582 atlet, dan sekaligus menjadi partisipasi tertinggi negara tersebut dalam Olimpiade. Pengumuman itu disampaikan dalam sebuah acara pada Selasa (6/7) yang diikuti oleh mayoritas staf dan atlet secara daring di tengah pandemi Covid-19.

Kapten tim Jepang sekaligus sprinter putra Ryota Yamagata, wakil kapten dan pemain tenis meja putri Kasumi Ishikawa, serta salah satu pembawa bendera Jepang yang juga pegulat putri Yui Susaki merupakan tiga perwakilan atlet di antara enam peserta yang mengikuti acara di Tokyo itu.

Presiden JOC Yasuhiro Yamashita, Chef de Mission Tsuyoshi Fukui, dan manajer umum tim Jepang Mitsugi Ogatajuga hadir dengan menjaga jarak satu sama lain di ruangan dan memakai masker.

"Saya bangga terpilih mewakili Jepang untuk Olimpiade Tokyo yang diadakan di negara kami, dan akan bertanding dengan kesadaran penuh serta tanggung jawab," kata Yamagata dikutip dari Kyodo, Rabu (7/7). "Kami menjadi tuan rumah yang dipertanyakan selama pandemi, saya selalu berpikir apa yang bisa kami lakukan, dan apa arti olahraga. Saya percaya pada kekuatan olahraga dan berjanji untuk berjuang dengan semua yang saya miliki sebagai anggota tim Jepang."

Jepang menargetkan 30 medali emas dalam Olimpiade musim panas kali ini, hampir dua kali lipat dari 16 medali emas pada Olimpiade Tokyo 1964 dan Olimpiade Athena 2004. Delegasi terbesar Jepang sebelumnya, yaitu pada Olimpiade Tokyo 1964 dengan jumlah 355 atlet.

Kekhawatiran terus menyelimuti penyelenggaraan Olimpiade, yang ditunda dari musim panas lalu akibat pandemi. Sementara, Tokyo termasuk dalam daerah yang berada dalam keadaan darurat. Masih ada kemungkinan penonton akan dilarang hadir di sejumlah pertandingan. "Olahraga menghubungkan orang-orang di dunia yang terbelah karena pandemi virus corona," kata Yamashita.

Adapun Fukui mengeklaim Olimpiade sebagai inspirasi dan keberanian atlet Jepang untuk terus hidup di hati orang-orang sebagai sumber harapan. Dalam pesan video, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menekankan Jepang akan mengambil tindakan pencegahan infeksi yang tepat agar atlet-atlet dari seluruh dunia dapat berpartisipasi dengan aman.

Bintang tenis Naomi Osaka juga memberikan pernyataan dalam acara tersebut. Ia akan tampil di Olimpiade setelah mengundurkan diri dari French Open dengan alasan mengalami depresi dan juga absen dalam kejuaraan Wimbledon yang saat ini sedang berlangsung.

"Saya bangga bisa ambil bagian mewakili Jepang. Saya akan memberikan yang terbaik di Olimpiade," jelas Naomi. "Saya membutuhkan banyak keberanian untuk membuka diri tentang situasi kesehatan mental saya. Saya percaya ini adalah masalah yang harus terus saya tangani."


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler