Tes Prenatal Buatan China Dituding Simpan Data Jutaan Gen

AS khawatirkan data yang disimpan perusahaan China dari tes prenatal.

EPA
Petugas lab Beijing Genomics Institute (BGI) memeriksa sampel untuk pengurutan genom di Hong Kong, 2 December 2015. BGI Group diduga mengumpulkan dan menganalisis data gen manusia lewat alat tes prenatal, Nifty.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyimpanan data jutaan ibu hamil secara global oleh Nifty, tes prenatal yang dikembangkan oleh perusahaan gen asal China, membuat Amerika Serikat (AS) khawatir. Alat tes tersebut merupakan produksi BGI Group bekerja sama dengan militer China.

Dilansir The Guardian, Pemerintah AS melihat langkah BGI untuk mengumpulkan dan menganalisis data gen manusia sebagai ancaman besar terhadap keamanan nasional. Perusahaan ini mulai memasarkan tes prenatal di luar negeri pada 2013.

Nifty menjadi salah satu tes prenatal non-invasif (NIPT) terlaris di dunia. Alat ini menyaring sampel darah dari ibu hamil untuk mendeteksi kelainan, seperti sindrom Down pada janin yang sedang berkembang.

Sejauh ini, lebih dari delapan juta perempuan di seluruh dunia telah mengikuti tes pranatal BGI. Nifty dijual di setidaknya 52 negara, termasuk Inggris, Eropa, Kanada, Australia, Thailand, dan India, tetapi tidak di AS.

BGI menggunakan sampel darah sisa yang dikirim ke laboratoriumnya di Hong Kong dan memanfaatkan data genetik dari tes untuk riset populasi. Sebelumnya, Reuters menemukan data genetik lebih dari 500 wanita yang mengikuti tes, termasuk perempuan di Eropa dan Asia, juga disimpan di China National GeneBank yang didanai pemerintah di Shenzhen, yang dijalankan perusahaan tersebut.

Meski demikian, tidak ditemukan bukti bahwa BGI melanggar perjanjian atau peraturan privasi. Perusahaan mengatakan, telah memperoleh persetujuan yang ditandatangani dan menghancurkan sampel dan data luar negeri setelah lima tahun.

"Tidak ada tahap selama proses pengujian atau penelitian. BGI tidak memiliki akses ke data pribadi apapun yang dapat diidentifikasi," ujar BGI dalam sebuah pernyataan.

Meski demikian, kebijakan privasi tes menyebut bahwa data yang dikumpulkan dapat dibagi ketika secara langsung relevan dengan keamanan nasional China. Dilaporkan Reuters, berdasarkan dokumen yang telah dipublikasikan terungkap bahwa data yang dihimpun akan digunakan BGI Group untuk mengumpulkan data genetik.

Baca Juga


Laporan tersebut adalah yang pertama mengungkapkan bahwa perusahaan berkolaborasi dengan Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) untuk mengembangkan dan meningkatkan tes yang dilakukan di awal kehamilan serta ruang lingkup penyimpanan dan analisis data. Sementara itu, BGI mengatakan, pihaknya tidak pernah diminta memberi data dari Nifty kepada otoritas China untuk tujuan keamanan atau pertahanan nasional.

Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional AS, yang sebelumnya telah memperingatkan tentang perusahaan China yang mengumpulkan data kesehatan, mengatakan bahwa perempuan yang mengikuti tes Nifty di luar negeri harus memerhatikan kebijakan privasi yang memungkinkan data dibagikan dengan badan keamanan Cina.

Perangkat pengujian prenatal non-invasif yang dipasarkan oleh perusahaan biotek Negeri Tirai Bambu memiliki fungsi medis yang penting, tetapi mereka juga dapat menyediakan mekanisme lain bagi negara itu.

Kementerian Luar Negeri Cina memberi tanggapen bahwa laporan yang ada mencerminkan tuduhan dan fitnah tidak berdasar dari AS. Pihaknya menyebut banyak perusahaan lain yang menjual tes kehamilan menggunakan kembali data pengguna untuk penelitian

Namun, AS mengatakan tidak ada perusahaan sejenis yang beroperasi pada skala BGI. Perusahaan ini mulai bekerja dengan rumah sakit militer China untuk mempelajari genom janin pada 2010 dan menerbitkan lebih dari puluhan studi bersama dengan para peneliti untuk menguji dan meningkatkan kemampuan tes prenatal.

Sebuah studi BGI yang diterbitkan pada 2018 menggunakan superkomputer militer untuk menganalisis kembali data NIifty dan memetakan prevalensi virus pada perempuan-perempuan di China. Ini ditujukan untuk mencari indikator penyakit mental di dalamnya dan memilih minoritas Tibet serta Uighur untuk menemukan hubungan antara gen dan karakteristik mereka.

Menurut kode komputer BGI yang ditinjau oleh Reuters, selain informasi genetik tentang janin dan ibu, proses pengujian menangkap informasi pribadi, seperti negara pelanggan, berat badan, tinggi badan, dan riwayat kesehatan. Sementara itu, nama pelanggan tidak dikumpulkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler