Sydney Hadapi Karantina Panjang Akibat Lonjakan Covid-19
Perintah ketat untuk tinggal di rumah sejak 26 Juni telah diberlakukan.
REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemimpin New South Wales (NSW), Australia pada Jumat (9/7) mengatakan karantina wilayah di Sydney harus diperpanjang hingga melewati 16 Juli, kecuali ada perubahan dramatis dalam jumlah kasus Covid-19.
NSW melaporkan kenaikan jumlah kasus Covid-19 terbesar tahun ini. "New South Wales menghadapi tantangan terbesar yang kami hadapi sejak awal pandemi," kata pemimpin NSW Gladys Berejiklian kepada wartawan di Sydney.
Sebanyak 44 kasus penularan lokal dilaporkan oleh negara bagian itu pada Jumat, melampaui 38 kasus sehari sebelumnya. Sebanyak 29 dari 44 orang tersebut diketahui menghabiskan waktu dengan komunitas mereka saat terinfeksi.
Otoritas juga akan memperketat Sydney mulai Jumat malam dengan membatasi pertemuan publik hanya dihadiri dua orang. Pergerakan warga pun dibatasi hanya sejauh 10 kilometer dari rumah mereka.
Para pejabat NSW tengah berjuang menahan laju penularan varian Delta yang sangat cepat di Sydney. Kota terbesar di Australia itu memasuki minggu ketiga karantina ketat karena total kasus infeksi telah menembus angka 400.
Perintah ketat untuk tinggal di rumah sejak 26 Juni telah diberlakukan di Sydney, tempat tinggal bagi seperlima penduduk Australia yang berjumlah 25 juta. Australia telah menangani pandemi jauh lebih baik dibandingkan banyak negara maju lainnya dengan menjaga angka kasus Covid-19 tetap rendah.
Angka kasus kurang dari 30.900 kasus dan 910 kematian. Namun, vaksinasi yang lambat membayangi kesuksesan negara itu. Hanya sembilan persen lebih penduduk NSW yang telah divaksinasi lengkap dan sekitar 29 persen sudah mendapatkan dosis pertama.