Indonesia akan Terima Lebih Banyak Vaksin dari Covax

Indonesia amankan vaksin dari beberapa negara dari kerja sama bilateral-mulitlateral

EPA/ADI WEDA
Dosis vaksin COVID-19 yang digunakan Astrazeneca pada saat vaksinasi massal untuk penjaga toko di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Indonesia, 24 Mei 2021.
Rep: Fergi Nadira Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia akan menerima lebih banyak vaksin melalui skema Covax Facility. Pemerintah berhasil mengamankan vaksin dari beberapa negara dari kerja sama bilateral maupun multilateral.

"Indonesia telah mendapatkan dan menerima 119.735.200 dosis vaksin dari kerja sama bilateral dan multilateral," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) dalam pengarahan virtual, Jumat (9/7) malam.

Menlu Retno merinci Indonesia mendapatkan 108,5 juta dosis vaksin Sinovac dari kerja sama dengan China. Sementara ada 1,5 juta dosis vaksin dari Sinopharm.

Untuk vaksin AstraZeneca, Indonesia telah menerima 8.236.800 dosis dari fasilitas Covax. Indonesia juga menerima 998.400 dosis vaksin Astra Zeneca dari bilateral dengan Jepang. Sebanyak 500 ribu dosisi vaksin Sinopharm juga bakal diterima Indonesia dari Uni Emirat Arab (UEA).

"Dengan vaksin yang Indonesia amankan sejauh ini, Indonesia mampu memvaksinasi 49.618.000  dosis. Ini adalah upaya vaksinasi terbesar keempat di Asia," ujar Menlu Retno.

Hingga kini, Pemerintah Indonesia masih bekerja keras untuk mendapatkan lebih banyak vaksin. Dalam beberapa hari mendatang, Indonesia juga akan menerima lebih dari tiga juta vaksin Moderna dari AS.

"Ini akan menjadi pengiriman pertama dan akan ada pengiriman kedua dan lebih dari 1,1 juta vaksin AstraZeneca dari Jepang (Ini adalah pengiriman kedua setelah pertama dari 998.400 dosis)," jelas Menlu Retno.

Bulan ini, Indonesia berharap menerima lebih banyak vaksin Covid-19 baik dari pengadaan maupun melalui pemberian dosis dari Australia, Jepang, Belanda, Inggris, dan UEA serta Fasilitas Covax. Retno menekankan upaya pengamanan vaksin ini bukan usaha yang mudah karena adanya kendala pasokan dan produksi.

"Dan kita semua tahu kerja sama dan kolaborasi adalah kunci bagi dunia untuk keluar dari pandemi ini," tegas Menlu Retno.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler