Alasan Arsitek India ini Berjuluk 'Pria Masjid'

Govindan Gopalakrishnan bangun banyak masjid semasa hidupnya.

Tangkapan Layar
Govindan Gopalakrishnan, 85 tahun,
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dengan lusinan masjid, empat gereja, dan sebuah kuil, Govindan Gopalakrishnan, 85 tahun, bukanlah arsitek biasa. Ia menghormati persaudaraan sesama manusia yang tak bisa dipisahkan karena perbedaan agama.

Baca Juga


"Saya berpuasa ketika bulan Ramadhan tiba serta puasa 41 hari selama Sabarimala. Istri saya seorang Kristen, jadi saya juga merayakan Paskah,"kata dia sembari tersenyum, seperti dilansir Aljazeera, Selasa (13/7).

Di rumahnya yang sederhaa di Thiruvanathapuram, Govindan menyimpan Alquran, Injil, dan Kitab Gita. Kehadiran tiga kitab suci agama itu diungkapnya sebagai bentuk rasa sayangnya terhadap semua agama.

"Salah satu dari dua putra saya menikahi Muslimah. Saya menyambut semua agama di rumah dan memberikan rasa hormat yang sama,"kata dia.

 

Govindan bukanlah lulusan sekolah arsitek, ia hanyalah seorang otodidak yang berusaha bertahan hidup di tengah kemiskinan. Ia tak mampu sekolah karena keluarganya tak memiliki uang. Sebaliknya, ia memilih bergabung dengan ayahnya sebagai pekerja magang sebuah kontraktor bangunan.

Dari situlah, ia belaja secara detail tentang cetak biru bangunan, lalu mendalami teknik dan skema warna. Govindan juga tak segan untuk belajar kepada yang lebih ahli seerti La Saldana, seorang juru gambar Anglo-India. Bersama La Saldana, ia pelajari cara sketsa.

"Saya juga bekerja tanpa dibayar di Departemen Pekerjaan Umum Kerala. Lalu saya mulai membantu ayah dalam rekonstruksi Masjid Palayam yang ikonik di Kerala,"kata dia.

Govindan mengungkap, saat itu butuh lima tahun untuk kembali membangun Masjid Palayam. Pengalaman itu membuatnya terpanggil untuk lebih banyak membangun dan memperbaiki bangunan.

Satu momentum yang membanggakan ketika Govindan bersama ayahnya ketika Masjid Palayam diresmikan Presiden India, Dr. Zakir Hussain."Saya percaya ini adalah garis Tuhan yang membuat saya seorang HIndu untuk membangun masjid dengan dukungan seorang Kristen (LA Saldana) dan membangun masjid yang disandingkan antara kuil dan gereja,"kata dia.

 

 

Meski Govindan tak memiliki gelar formal namun pemahamannya tentang teknik arsitektur dan etos kerjanya yang luar biasa memicu kesuksesan dirinya. Tugas pertamanya membangun rumah tiga lantai di Thruvananthapuram. Pemiliknya pun puas dengan tangan dingin Govindan.

Namun, titik balik kesuksesannya dimulai ketika pada tahun 1976 membangun Masjid Beemapally Juma di Thiruvananthapuram. Sebuah pembangunan yang membutuhkan waktu 18 tahun karena dana pembangunan hanya mengalir dari sumbangan. Terlepas dari minimnya anggaran dana pada setiap proyek yang digarapnya, Govindan memiliki solusi untuk itu.

Masjid Sheikh di Karunagappalay misalnya, memilikih monumen cinta Mughal, Taj Mahal, sebagai inspirasinya. Masjid Ziyaratthumoodu dekat Kollam dalam campuran Indo-Saracenic, sedangkan Masjid Chalai di Thiruvananthapuram mengikuti gaya modern. Menjadi ciri khas Govindan ketika menghiasi fasad masjid dengan menuliskan terjemahan Alquran dalam bahasa Malayalam, bahasa lokal Kerala.

Namun, suatu kali karya Govindan pernah diprotes. Pada masjid Beemapally ia menaruh ornamen teratai yang merupakan bunga nasional India. Ia menaruh ornamen itu dengan harapan masjid ini adalah bagian dari India. Namun, bunga ini kemudian menjadi simbol pemilihan Partai Nasionalis Hindu, Bharatiya Janata Party (BJP). Namun, Govindan memastikan pembangunan rumah ibadah harus bebas dari prasangka.

 

Di masa pandemi ini, Govindan tengah menulis sebuah buku berjudul Njaan Kanda Quran yang artinya Äpa yang saya lihat dan pahami dari Alquran". BUku setebal 1.200 halama ini yang dikerjakannya dalam enam tahun akan membantu semua orang untuk memahami Alquran dengan sederhana dan bermakna.

"Saat membaca Alquran saya dikejutkan kesamaan ajaran dengan Alkitab dan Gita. Saya mengambil frasa dari Alquran dan membandingkan dengan Alkitab dan Gita, dengan catatan rinci, mudah-mudahan bisa diterbitkan suatu hari nanti,"kata dia.

Gopalakrishnan juga pendiri Maanavamaitri, sebuah organisasi sosial dan amal yang mempromosikan pemahaman agama dan toleransi, antitesis dari pandangan dunia yang semakin diwarnai oleh ras, agama, kasta dan keyakinan.

Setelah mengabdikan seumur hidup untuk membangun rumah ibadah, Govindan masih memiliki satu tugas yang belum terpenuhi yakni meletakkan fondasi sekolah pemikiran keagamaan di mana Gita, Quran, dan Alkitab dapat diajarkan kepada siswa.

“Suatu hari,” kata dia.

“Saya berharap dapat mewujudkan impian saya ini juga. Alangkah indahnya jika kita semua dapat menyadari bahwa Tuhan pada akhirnya adalah satu, apapun agama yang kita gunakan sebagai kendaraan untuk mencapai-Nya. Saat kita menyadari ini dan menghormati semua agama, semua perselisihan akan berakhir. Dan dunia akan menjadi tempat yang lebih kaya untuk itu.”

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler