AS Berani Serang Iran? Ali Khamenei: Mereka akan Dapat Pukulan Telak

Angkatan laut Iran bersiaga penuh di Selat Hormuz.

AP/Vahid Salemi
Pasukan Garda Revolusi Iran.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ancaman demi ancaman pihak Amerika Serikat terhadap Iran, tidak membuat negeri warisan Persia itu patah semangat. Justru mereka menantang Amerika jika si Paman Sam berani menyerang penerus peradaban Cyrus agung.

Dalam pidatonya yang memperingati Tahun Baru Iran, pemimpin revolusi negara tersebut Ali Khamenei mengancam pemerintah AS. "Rakyat Amerika harus tahu bahwa mereka akan menerima tamparan keras di wajah jika mereka melakukan tindakan jahat apa pun terhadap rakyat Iran," ujar tokoh nomor wahid di Iran.

Ancaman lanjutan dari Iran juga disuarakan Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam, Brigadir Jenderal Alireza Tangsiri. "Jika musuh melakukan kesalahan, kami akan mengirim mereka ke neraka yang paling dalam."

Tangsiri mengindikasikan pada hari Sabtu bahwa pada tahun baru, "Teheran akan meningkatkan kemampuan pertahanannya untuk menghadapi kekuatan arogan."

Baca Juga



Ia menambahkan, "Unit tempur Iran sepenuhnya siap di Selat Hormuz, memantau semua pergerakan musuh, dan tidak akan kehilangan jejak mereka sedetik pun."

Ia menambahkan, "Jika pertempuran pecah, musuh akan menerima pukulan dari tempat yang tidak diduga."

Hal ini didahului oleh peringatan dari Pemimpin Revolusi Islam dan Republik Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kepada Amerika Serikat bahwa Amerika Serikat akan menerima tamparan keras jika melakukan tindakan bodoh apa pun terhadap Iran.

Pasti menang

Pemimpin Besar Revolusi dan Republik Islam Iran Ali Khamenei beberapa waktu lalu mengatakan bahwa jihad yang sedang berlangsung di Lebanon, Jalur Gaza, dan Palestina yang diduduki pasti akan membawa kemenangan.

Berbicara dalam sebuah pertemuan dengan para anggota Majelis Ahli Kepemimpinan Iran, dia mengatakan, “Berdasarkan perkembangan saat ini dan janji Ilahi, kemenangan kebenaran, poros kebenaran, dan front perlawanan sudah pasti.”

Para syuhada yang berjuang membela harga dirinya di zaman ini telah benar-benar mengangkat martabat Islam dan kekuatan barisan perlawanan.

Khamenei berkata, “Guru kami yang tercinta telah syahid dan dengan kesyahidannya, ia telah mencapai derajat tertinggi dan apa yang ia harapkan, namun ia meninggalkan warisan yang sangat besar, yaitu Hizbullah.”

“Dalam hampir 40 tahun, Hizbullah memaksa Israel mundur dari Beirut, Sidon dan sepenuhnya membersihkan Lebanon selatan dari kehadiran Zionis, yang berarti bahwa kemampuannya telah tumbuh dan terus berkembang,” kata Sayyed Khamenei. 

“Siapa pun yang berpikir bahwa Hizbullah telah melemah adalah salah, Hizbullah adalah pihak yang kuat yang terus melakukan perlawanan," ujar Khamenei, dikutip dari laman Yamen News Agency (SABA).

“Hizbullah telah bertransformasi dari sekelompok kecil mujahidin di jalan Allah menjadi kekuatan besar yang mampu meraih pencapaian ini, memaksa musuh yang dipersenjatai dengan berbagai macam senjata, didukung secara politik, ekonomi, dan media oleh para tiran dunia untuk mundur, dan ini merupakan pengalaman sejarah yang telah kita saksikan,” ujarnya.

Dia mengatakan, musuh ingin melenyapkan Hamas dan gagal, sehingga mereka membunuh ribuan orang tak berdosa, menunjukkan wajah buruknya kepada dunia dan mengucilkan dirinya sendiri.”

“Musuh berpikir bahwa dengan membunuh para pemimpin perlawanan, Hamas akan berakhir, tetapi gerakan ini terus berjuang, yang berarti bahwa entitas tersebut telah gagal mencapai tujuannya,” kata Sayyed Khamenei.

Beberapa hari yang lalu, Sayyed Khamenei menekankan bahwa musuh-musuh, terutama Amerika Serikat (AS) dan entitas Zionis, harus tahu bahwa mereka akan menerima tanggapan keras terhadap apa yang mereka lakukan terhadap Iran dan front perlawanan.

Tekanan Trump

Presiden AS Donald Trump, Rabu (19/3), mengatakan bahwa Iran harus menghentikan sepenuhnya bantuan apa pun yang diduga diberikannya kepada kelompok pemberontak Houthi di Yaman, dan bersumpah untuk menghancurkannya.

Trump mengatakan laporan menunjukkan bahwa Teheran telah mengurangi dukungannya terhadap Houthi, tetapi mengatakan Iran "masih mengirimkan pasokan dalam jumlah besar." Tidak jelas apakah presiden mengacu pada laporan dari pejabatnya atau media.

 

Sebuah pesawat F-18 diluncurkan dari USS Harry S. Truman di Laut Merah sebelum serangan udara di Sanaa, Yaman, Sabtu, 15 Maret 2025. - ( Angkatan Laut AS via AP)

 

"Iran harus menghentikan pengiriman pasokan ini segera. Biarkan Houthi bertarung sendiri," katanya di situs media sosial miliknya.

"Bagaimana pun mereka kalah, tetapi dengan cara ini mereka kalah dengan cepat. Kerusakan luar biasa telah menimpa kaum barbar Houthi, dan lihat bagaimana keadaan akan semakin memburuk --- ini bahkan bukan pertarungan yang adil, dan tidak akan pernah adil. Mereka akan benar-benar musnah!" tambahnya.

Sebelumnya pada Rabu (19/3), Houthi melaporkan serangkaian serangan baru oleh pesawat tempur AS di wilayah di Yaman utara dan barat, menurut media lokal.

Sementara itu, juru bicara militer kelompok itu Yahya Saree mengumumkan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa kelompoknya menargetkan kapal induk USS Harry Truman di Laut Merah dengan beberapa roket dan pesawat nirawak.

 

Dia mencatat bahwa serangan itu adalah yang keempat dalam 72 jam.

Pada Selasa malam, kelompok Houthi berduka atas tewasnya 10 perwira militernya dalam serangan AS di Yaman.

Anadolu mengatakan AS telah melakukan lebih dari 60 serangan di Yaman sejak Sabtu, menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai puluhan lainnya.

Kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel yang melewati Laut Merah dan Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden dengan rudal dan pesawat nirawak sejak akhir 2023, mengganggu perdagangan global atas apa yang dikatakannya sebagai bentuk solidaritas dengan Jalur Gaza.

Kelompok tersebut menghentikan serangannya ketika gencatan senjata diumumkan pada Januari antara Israel dan kelompok Palestina, Hamas, tetapi mengancam akan melanjutkan serangan ketika Israel memblokir semua bantuan kemanusiaan ke Gaza pada 2 Maret.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler