Pencapaian Kedekatan Pada Allah, Seperti Apa Cirinya?

Pencapaian Kedekatan pada Allah, Seperti Apa Cirinya?

republika
Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)
Rep: Imas Damayanti Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Kebahagiaan manusia itu sejatinya ada dalam pengetahuannya tentang Allah (Ad-Dayyan) dan ketaatan pada Sang Maha Kasih (Ar-Rahman). Yakni dengan melakukan apa yang diperintahkan dan menjauhi larangan-Nya.

Baca Juga


Menurut Syekh Al-Izz bin Abdus Salam dalam kitab Syaratul Maarif menjabarkan, bahwa untuk mengikuti perintah Allah maka manusia perlu memulainya dengan perbaikan hati. Sebab dari sanalah sumber segala kebaikan, segala dosa, dan permusuhan.

Jika hati telah rusak dengan kejahilan dan kekafiran, maka seluruhnya akan rusak pula dengan maksiat dan keingkaran. Dijelaskan bahwa baiknya hati itu ada dua, pertama yakni terbatas (seperti ilmu dan keyakinan). Dan yang kedua, transitif (mempengaruhi yang lain), seperti keinginan untuk rendah hati dan berbuat baik.

Syekh Al-Izz menjelaskan, di antara kelembutan sifat Sang Maha Rahman adalah bahwa Dia tidak memerintahkan sesuatu pun kepada makhluknya kecuali di dalamnya terdapat maslahat kebaikan dunia maupun akhirat. Ataupun salah satu di antaranya.

Dan tidaklah pula Dia melarang sesuatu kecuali dari sesuatu yang mengandung mafsadat (unsur-unsur merusak) untuk dunia maupun akhirat atau salah satu di antaranya. Sedangkan maslahat itu, kata Syekh Al-Izz, adalah kelezatan atau penyebabnya, kegembiraan atau penyebabnya.

Sementara mafsadat adalah kepedihan atau penyebabnya, kesedihan atau penyebabnya. Maka jika ada sebuah perkerjaan yang mencakup maslahat dan mafsadat, maka hendaknya dilakukan yang lebih kuat dari salah satunya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler