5 Pelajaran Penting dari Kisah Islamnya Para Penyihir Firaun
Para penyihir Firaun justru berbalik beriman kepada risalah Nabi Musa
REPUBLIKA.CO.ID, — Kisah firaun menjadi pembelajaran tentang kekuasaan, keesaan hingga keagungan Allah SWT. Sebuah kisah yang memberikan hikmah di setiap sisinya bagi umat manusia.
Namun ternyata ada sisi hikmah yang jarang orang ketahui dalam kisah Firaun, yakni tentang islamnya para ahli sihir di depan mata raja sombong tersebut. Hikmah yang dapat diambil dari penjelasan dalam Alquran dan hadist Nabi Muhammad SAW. Adapun hikmah atau pembelajaran tersebut yaitu:
• Penderitaan yang hebat
Orang-orang yang paling besar cobaannya banyak disebut adalah para Nabi, kemudian generasi terbaik berikutnya dan berikutnya. Seperti diketahui, para ahli sihir itu berada dalam masa Nabi Musa AS diutus. Penderitaan para ahli sihir ini dijelaskan dalam Alquran surat Al Araf 124-126 yang artinya:
لَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ ثُمَّ لَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ * قَالُوا إِنَّا إِلَى رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ * وَمَا تَنْقِمُ مِنَّا إِلَّا أَنْ آمَنَّا بِآيَاتِ رَبِّنَا لَمَّا جَاءَتْنَا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
"Demi, sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik, kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya." Ahli-ahli sihir itu menjawab: "Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali." Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami". (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)."
Penderitaan mereka juga dijelaskan Nabi dalam hadist. Dari Khabbab bin Al Arats berkata:
شكونا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو متوسد بردة له في ظل الكعبة، قلنا له: ألا تستنصر لنا؟ ألا تدعو الله لنا؟ قال: «كَانَ الرَّجُلُ فِيمَنْ قَبْلَكُمْ يُحْفَرُ لَهُ فِي الأَرْضِ، فَيُجْعَلُ فِيهِ، فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَتَيْنِ، وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ مِنْ عَظْمٍ أَوْ عَصَبٍ، وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ.
"Kami mengadu kepada Rasulullah SAW ketika beliau sedang berbantalkan kain selimut beliau di bawah naungan Kabah; "Tidakkah baginda memohon pertolongan buat kami? Tidakkah baginda berdoa memohon kepada Allah untuk kami?" Beliau bersabda, "Ada seorang laki-laki dari umat sebelum kalian, lantas digalikan lubang untuknya dan dia diletakkan di dalamnya, lalu diambil gergaji, kemudian diletakkan gergaji itu di kepalanya lalu dia dibelah menjadi dua bagian namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Tulang dan urat di bawah dagingnya disisir dengan sisir besi namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya…" (HR Bukhari).
• Hukuman akhirat lebih besar dari hukuman dunia
Melalui kisah mereka, kita mengetahui bahwa azab akhirat lebih besar dari siksaan dunia sebesar apapun. Itulah sebabnya para ahli sihir lebih menyukai apa yang menimpa mereka dari firaun di dunia ini daripada hukuman di akhirat. Allah berfirman dalam surat Taha ayat 72-74:
قَالُوا لَنْ نُؤْثِرَكَ عَلَى مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا فَاقْضِ مَا أَنْتَ قَاضٍ إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا * إِنَّا آمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَايَانَا وَمَا أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ وَاللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَى * إِنَّهُ مَنْ يَأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى
"Mereka berkata, "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja."
"Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)."
"Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup."
• Penguasa zalim selalu mengarang kebohongan
Para tiran dan penjahat selalu mengarang kebohongan dan tuduhan palsu dan menyebarkan kepalsuan mereka kepada orang-orang. Padahal Nabi Musa AS sudah menunjukkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT kepadanya, yang justru malah diimani oleh para ahli sihir yang dipanggil firaun.
• Allah SWT memberikan kesabaran
Pelajaran lain yang dapat diambil adalah bahwa Tuhan Yang Maha- Esa menjadikan para dukun ini tegar dan sabar dalam musibah yang menimpa mereka.Keimanan yang kuat telah meyakinkan mereka meski hanya bertemu sebentar.
• Cara berdebat dengan orang batil
Melalui kisah ini kita diajarkan untuk membiarkan orang-orang yang batil untuk menunjukkan kepalsuan dan argumen-argumen palsu mereka, lalu kemudian ditunjukkan kepada mereka kebenarannya untuk mematahkan semua yang mereka ucapkan. Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam Alquran:
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى * قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى
“Setelah mereka berkumpul, mereka berkata: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau Kamilah orang yang mula-mula melemparkan?"
Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka." (QS Taha 65-66).
Sumber: alukah