Eks Tentara Israel Desak Arogansi Pemukim Yahudi Dihentikan
Eks tentara Israel menyebut dukungan otoritas atas arogansi pemukim Yahudi
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Sebanyak 100 mantan tentara Israel yang pernah bertugas di Tepi Barat yang diduduki, menuntut Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Menteri Keamanan Dalam Negeri Omer Bar-Lev untuk mengakhiri kekerasan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap Palestina.
Ratusan tentara Israel itu bersaksi bahwa selama bertugas di wilayah tersebut, para pemukim Yahudi melakukan tindakan yang tidak manusiawi.
"Kami, prajurit pria dan wanita yang bertanda tangan di bawah ini yang pernah bertugas di Tepi Barat, meminta Anda untuk bertindak tegas terhadap kekerasan pemukim," ujar para tentara itu dalam sebuah surat, dilansir Anadolu Agency, Kamis (15/7).
Kekerasan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina telah meningkat. Secara implisit para pemukim tersebut telah mendapatkan dukungan dari pemerintah Israel selama bertahun-tahun. "Kami yang bertugas di sana dan kami secara pribadi telah melihat bagaimana kekerasan itu terjadi di lapangan," ujar para tentara Israel itu.
Para tentara tersebut mengatakan, fenomena kekerasan oleh pemukim telah dimanifestasikan dan diintensifkan tahun lalu. Kekerasan itu menyebabkan kerusakan properti pribadi, pelemparan batu, kekerasan fisik terhadap warga Palestina dan serangan terhadap aktivis dan pasukan keamanan Israel.
"Kami dikirim untuk membela mereka (pemukim Yahudi), tetapi kami tidak memiliki sarana untuk menahan mereka," kata para tentara itu.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertahanan Israel menunjukkan bahwa, ada 370 insiden kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Yahudi di Tepi Barat pada 2020. Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 di antaranya adalah kekerasan terhadap polisi dan tentara Israel.
Palestina mengatakan, pihak berwenang Israel kerap mengabaikan serangan pemukim. Hal ini sebagai bagian dari upaya resmi untuk mengintensifkan aktivitas pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki.
Gerakan hak asasi manusia, Israel Peace Now, mengatakan, ada sekitar 650 ribu pemukim Yahudi di Tepi Barat, termasuk Yerusalem yang diduduki. Mereka tinggal di 164 pemukiman ilegal dan 116 pos terdepan yang ilegal.