Jadon Sancho: Kebencian Tidak Akan Pernah Menang

Kepada semua anak muda yang menerima pelecehan serupa, tegakkan kepala

EPA-EFE/Laurence Griffiths
Pelatih kepala Gareth Southgate (tengah) dari Inggris menghibur Jadon Sancho setelah gagal mencetak gol saat adu penalti pada final UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di London, Inggris, Senin (12/7) dini hari WIB.
Rep: Fitriyanto Red: Muhammad Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Setelah dilecehkan secara rasial di media sosial usai kekalahan final Piala Eropa 2020 yang memilukan Inggris oleh Italia, Jadon Sancho menegaskan "kebencian tidak akan pernah menang".

Sancho dan rekan satu timnya Marcus Rashford dan Bukayo Saka menjadi sasaran di jagat maya setelah gagal mengeksekusi penalti dalam adu penalti yang mengakhiri harapan Inggris untuk mengakhiri penantian 55 tahun tanpa trofi saat tampil di Wembley pada Senin (12/7) dinihari.

Pemain sayap berusia 21 tahun, yang meminta maaf atas perannya dalam kesimpulan yang mengecewakan dari sebuah kontes dramatis, mengakui bahwa dia tidak terkejut dengan apa yang terjadi selanjutnya. Tetapi dia bersikeras bahwa mereka yang bertanggung jawab tidak dapat dibiarkan begitu saja.

Dalam sebuah postingan di akun Instagram resminya, Sancho mengatakan, “Saya tidak akan berpura-pura tidak melihat pelecehan rasial yang saya dan saudara-saudara saya Marcus dan Bukayo terima setelah pertandingan.”

“Tetapi sayangnya itu bukan hal baru. Masyarakat kita perlu berbuat lebih baik, dan meminta pertanggungjawaban orang-orang ini.”

"Kebencian tidak akan pernah menang. Kepada semua anak muda yang telah menerima pelecehan serupa, tegakkan kepala dan terus kejar mimpi,” tulis Sancho.

Sancho mengungkapkan dirinya sesungguhnya belum bisa menerima kekalahan dari Italia di final Euro 2020. Tetapi ia sudah mulai merenungkan keberhasilan turnamen dan berjanji untuk memberikan yang terbaik di masa depan.

"Saya punya beberapa hari untuk merenungkan final tersebut dan masih merasakan campuran emosi. Saya ingin meminta maaf kepada semua rekan satu tim saya, staf pelatih dan yang terpenting, para penggemar,” kata Sancho.

"Ini adalah perasaan terburuk yang pernah saya rasakan dalam waktu yang lama. Sulit untuk mengungkapkan perasaan sebenarnya dengan kata-kata, tetapi ada begitu banyak hal positif yang dapat diambil dari turnamen ini meskipun kekalahan itu akan menyakitkan untuk waktu yang lama,” jelasnya.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler