Taliban Tawarkan Gencatan Senjata Tiga Bulan di Afghanistan
Taliban meminta pembebasan 7.000 anggotanya sebagai imbalan gencatan senjata
REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban menawarkan gencatan senjata selama tiga bulan dengan imbalan pembebasan ribuan kombatan mereka yang ditahan di penjara. Juru bicara tim perunding pemerintah Afghanistan di Doha, Nader Nadery, mengatakan, tawaran gencatan senjata itu adalah permintaan besar.
“Taliban telah menawarkan rencana untuk gencatan senjata tiga bulan, tetapi sebagai gantinya mereka telah meminta pembebasan 7.000 tahanan mereka dan penghapusan para pemimpin mereka dari daftar hitam PBB,” kata Nadery, dilansir Aljazirah, Jumat (16/7).
Tahun lalu, pemerintah Afghanistan membebaskan hampir 5.000 tahanan Taliban sebagai bagian dari pertukaran yang membantu melancarkan pembicaraan damai di Qatar. Langkah itu disepakati sebagai bagian dari perjanjian Taliban dan Amerika Serikat (AS).
Seorang juru bicara Taliban mengatakan, tawaran gencatan senjata dilakukan selama libur Idul Adha. Taliban melancarkan serangan tanpa henti di seluruh Afghanistan. Serangan terjadi di tengah penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO dari Afghanistan.
Taliban telah menduduki sejumlah distrik penting di Afghanistan. Pada Rabu (14/7) mereka merebut penyeberangan perbatasan Spin Boldak-Chaman. Itu merupakan penyeberangan terpenting kedua di perbatasan dengan Pakistan, dan sumber pendapatan penting bagi pemerintah Kabul.
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengkonfirmasi bahwa, sisi Afghanistan dari penyeberangan perbatasan Chaman berada di tangan Taliban. Langkah itu mendorong Pakistan untuk menutup sisi perbatasannya.
"Massa yang terdiri dari sekitar 400 orang berusaha menerobos gerbang dengan paksa. Mereka melemparkan batu, yang memaksa kami menggunakan gas air mata,” kata seorang pejabat keamanan Pakistan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Dia mengatakan sekitar 1.500 orang telah berkumpul di perbatasan pada Rabu, dan menunggu untuk menyeberang. Perlintasan tersebut menyediakan akses langsung ke provinsi Balochistan, Pakistan, yang menjadi markas kepemimpinan tertinggi Taliban selama beberapa dekade.
Seorang dosen di American University of Afghanistan, Muska Dastageer, mengatakan, setiap tawaran gencatan senjata Taliban merupakan upaya untuk mengkonsolidasikan posisi mereka dan wilayah yang telah mereka rebut. “Gencatan senjata sekarang secara efektif akan melarang (pasukan Afghanistan) merebut kembali titik-titik perbatasan penting yang telah direbut Taliban baru-baru ini,” ujar Dastageer.