Pandemi, Elemen Pendidikan Sukabumi Dorong Belajar Via Zoom
Dunia pendidikan mau tidak mau harus beradaptasi dengan pembelajaran secara daring
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Di masa pandemi, dunia pendidikan mau tidak mau harus beradaptasi dengan melakukan pembelajaran secara daring. Hal ini disikapi elemen pendidikan di Kabupaten Sukabumi dengan memperkuat pendidikan daring.
Salah satunya digelar sekolah Yasti (Yayasan Tarbiyah Islamiyah) Cisaat Sukabumi yang bekerja sama dengan Kemenkominfo dan Siberkreasi serta Relawan TIK Sukabumi. Caranya dengan menggagas Webinar Literasi Digital melalui aplikasi Zoom bertemakan "Urgensi Pembelajaran Daring Dalam Era Digital di Masa Pandemi".
Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber yakni Wakil Ketua MUI Kabupaten Sukabumi KH Ujang Syuja'i, Kabid Litbang dan SDM pengurus pusat Relawan TIK Indonesia Bang Mihram serta Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri.
''Acara ini diselenggarakan untuk mendorong guru maupun siswa agar memahami pentingnya empat pilar Literasi Digital dalam menunjang proses belajar mengajar secara daring,'' kata Ketua Dewan Pembina Yasti, Asep Ikhwan, Ahad (1/8). Webinar ini digelar dengan menggandeng Kemenkominfo, Siberkreasi dan Relawan TIK Sukabumi.
Pemahaman yang ditekankan terkait empat pilar Literasi Digital, seperti kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital. Dengan empat pilar inilah nantinya para guru maupun siswa tidak akan mengalami kesulitan saat melakukan proses belajar mengajar secara daring yang memerlukan tekhnologi berbasis digital yang aman.
Bahkan lanjut Asep, hal ini dapat membuat warganet khususnya di Kabupaten Sukabumi semakin cakap digital demi Indonesia maju dan sejahtera dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan. Ia meyakini webinar yang diikuti oleh lebih 200 peserta tersebut dapat menjadikan para guru dan siswa lebih siap dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring yang lebih sehat, produktif dan kreatif.
"Dari materi-materi yang disampaikan para narasumber kemarin, kami yakin bisa menciptakan kegiatan belajar mengajar secara daring dengan baik,'' cetus Asep. Khususnya dapat melakukan kegiatan digital yang lebih sehat, produktif dan kreatif dengan mengoptimalkan sarana prasarana yang ada di yayasan.
Asep berharap, transformasi digital di dunia pendidikan ini bisa terwujud dan didukung oleh seluruh civitas akademika dan staf tata usaha di lingkungan perguruan Yasti. Di antaranya bisa mengubah mind-set dari pembelajaran konvensional tatap muka di kelas menjadi digital tatap muka secara daring melalui berbagai aplikasi seperti, Zoom atau Google Meet.
Sehingga terjadi budaya sekolah baru yang awalnya adalah rombongan belajar di kelas menjadi komunitas belajar di dunia maya. Meskipub permasalahan selalu ada, misalnya kuota subsidi tidak bisa digunakan untuk Zoom atau streaming atau keterbatasan sarana seperti handphone atau laptop.