Turki Tolak Bantuan Israel untuk Padamkan Kebakaran Hutan
Sembilan kebakaran hutan masih terus berkobar di empat provinsi Turki
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel telah menawarkan bantuan untuk memerangi kebakaran hutan Turki, yang merusak ratusan hektar hutan di 35 provinsi. Tetapi pejabat Turki menolak bantuan tersebut.
Kedutaan Besar Israel di Ankara mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (3/8) bahwa, para pejabat Israel bertemu dengan pejabat Turki beberapa hari yang lalu. Mereka membahas kebakaran hutan dan menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan.
“Para pejabat Turki mengatakan bahwa situasi di negara itu terkendali dan berterima kasih kepada kami. Israel siap memberikan bantuan jika dibutuhkan dan diminta," ujar pernyataan Kedutaan Besar Israel di Ankara, dilansie Middle East Eye, Rabu (4/8).
Pejabat Turki mengatakan, mereka memadamkan 129 dari 138 kebakaran hutan sejak 28 Juli. Namun, sembilan kebakaran hutan masih terus berkobar di empat provinsi. Penduduk setempat kecewa karena bantuan darurat yang tertunda, dan dukungan udara yang tidak memadai.
Kebakaran tersebut telah menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai ratusan lainnya. Sebelumnya pada pekan lalu Ankara sempat menolak bantuan dari Yunani dan Uni Eropa. Mereka hanya menerima tawaran dari negara-negara yang dianggap lebih dekat secara politik, seperti Rusia, Ukraina, Azerbaijan, dan Qatar.
Namun di tengah tekanan publik yang tinggi, pejabat Turki mengaktifkan Mekanisme Perlindungan Sipil Uni Eropa. Spanyol dan Korasia mengerahkan pesawat pemadam kebakaran ke Turki.
Turki mengirim pesawat untuk membantu Israel memerangi kebakaran hutan pada 2016. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang ketika itu masih menjabat, berpose di depan pesawat untuk berterima kasih kepada semua negara yang mengirim bantuan.
Turki dan Israel telah melakukan pembicaraan untuk memperbaiki hubungan mereka yang menurun melalui badan-badan intelijen sejak tahun lalu. Di atas kertas kedua negara memiliki hubungan diplomatik sejak 2016.
Dalam komunikasi langsung pertama setelah bertahun-tahun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menelepon Isaac Hertzog untuk memberi selamat kepadanya atas pengangkatan sebagai presiden Israel.