Anggota DPR Apresiasi Pertamina Masuk Fortune Global 500

Capaian Pertamina tidak bisa lepas dari kinerja cemerlang pada 2020.

Pertamina
PT Pertamina (Persero) kembali mencatatkan namanya sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2021.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR Melani Leimena Suharli mengapresiasi keberhasilan PT Pertamina (Persero) masuk daftar Fortune Global 500 tahun 2021.

Baca Juga


"Prestasi yang membanggakan. Pertamina berhasil menjalankan program dengan berbagai inovasi di tengah kesulitan," kata Melani kepada media, di Jakarta, Ahad (8/8).

Capaian Pertamina tidak bisa lepas dari kinerja cemerlang pada 2020. Perusahaan ini berhasil mencatat kinerja keuangan positif dengan mencetak laba bersih konsolidasian sebesar 1,05 miliar dolar AS atau sekitar Rp 15,3 triliun.

Dengan revenue 41,47 miliar dolar AS pada tahun buku 2020, Pertamina berada di posisi 287. Pertamina juga menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk daftar bergengsi tersebut.

Menurut Melani, Pertamina memang layak masuk Fortune Global 500. Raihan tersebut, lanjutnya, juga membuktikan bahwa perusahaan berhasil mengatur arus keuangannya.

"Mereka juga berhasil melakukan inovasi secara maksimal," katanya, seraya berharap Pertamina bisa mempertahankan capaian tersebut.Melani tidak menepis bahwa keberhasilan Pertamina menembus Fortune Global 500 juga merupakan buah dari restrukturisasi Pertamina.

Hanya saja, Melani mengingatkan agar Pertamina selektif dan jeli terkait prospek bisnis rencana tersebut. "BUMN ini harus berhati-hati dan bisa memilah, mana perusahaan yang kinerjanya baik dan layak untuk direstrukturisasi dan mana yang tidak. Jangan terburu-buru," ujarnya pula.

Secara keseluruhan, lanjut Melani, kinerja baik itu memang tak lepas dari sosok Nicke Widyawati sebagai nakhoda Pertamina. "Ibu Nicke berhasil memimpin BUMN ini. Jika pemimpin perusahaan bagus, maka perusahaan ikut bagus," kata Melani.

Pemeringkatan Fortune Global 500 merupakan ajang tahunan yang dilakukan majalah Fortune sejak 1955. Tolok ukur utamanya adalah besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue).

Indikator lain di antaranya penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, dan jumlah karyawan. Dengan menduduki posisi 287 pada Fortune Global 500, Pertamina berada di atas perusahaan-perusahaan raksasa lain. Sesama industri migas Repsol, misalnya, berada pada posisi 381. Sedangkan industri lain seperti Coca-Cola berada pada peringkat 370, Tesla 392, dan Danone 454.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler