Pemprov NTB Berupaya Atasi Kelangkaan Oksigen di RS
Saat ini, kebutuhan oksigen diseluruh RS NTB meningkat tiga kali lipat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengupayakan berbagai langkah untuk mengatasi kelangkaan oksigen di provinsi tersebut beberapa waktu terakhir. Asisten III Setda NTB Nurhandini Eka Dewi mengatakan, Satgas Oksigen yang dibentuk Pemprov NTB berupaya maksimal memenuhi kebutuhan oksigen di seluruh rumah sakit di NTB.
Pertama, Nurhandini menyebut Pemprov NTB telah meminta peningkatan kuota oksigen untuk NTB. "Alhamdulillah sudah dikabulkan dan mulai tanggal 6 malam sampai dua hari kedepan oksigen tersebut mulai masuk ke NTB. Itu pun oksigen diambil dari surabaya dan Singapura , yang sudah masuk sampai hari ini 58 ton," ujar Nurhandini dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Ahad (8/8).
Ia mengakui, kebutuhan oksigen saat ini meningkat di seluruh Indonesia sehingga tiap provinsi diberi kuota oksigen, termasuk NTB. Menurutnya, pada saat normal kuota oksigen itu cukup, tetapi saat ini kebutuhan oksigen diseluruh RS NTB meningkat tiga kali lipat.
"Itulah sebabnya mengapa persediaan oksigen menipis di semua RS," ujarnya.
Kedua, Pemprov NTB juga meminta bantuan oksigen kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Rencananya, bantuan oksigen dari Kemenkes ini akan masuk sebanyak 10 ton ditambah reguler 21 ton pada 10 Agustus.
Selain itu, NTB juga telah meminta bantuan oksigen generator ke Kementerian Kesehatan dan sudah tiga disetujui. Oksigen generator ini akan dialokasikan ke tiga RS di Pulau Sumbawa.
Ia berharap oksigen generator segera sampai di masing masing RS. "Prioritas pertama untuk bantuan untuk RS Pulau Sumbawa, dengan pertimbangan lokasi yang jauh atau butuh waktu 24 jam, dan rata rata RS di sana belum punya oksigen generator," ujar Mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB tersebut.
Ia meminta semua RS di NTB yang belum memiliki oksigen generator agar melakukan KSO sehingga punya cadangan di RS masing masing bila terjadi lonjakan pasien seperti yang terjadi saat ini. Selain itu, ia menyebut, sebelumnya juga sudah ada bantuan oksigen concentrator dari Kemenkes sebanyak 119 oksigen concentrator, dan sudah dibagikan ke semua rumah sakit.
Ia pun berharap pasokan ini bisa membantu mengatasi kelangkaan oksigen di provinsi tersebut meski jumlahnya masih belum imbang dengan lonjakan permintaan oksigen yang tinggi. "Sementara masih belum imbang antara kebutuhan dan pasokan diharapkan semua pihak menjaga efektivitas dan efisiensi pemanfaatan oksigen," ujarnya.