Ilmuwan Identifikasi Tanaman Karnivora

Tanaman menyerap nutrisi dari mangsa serangga.

Rep: Puti Almas Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan mengindentifikasi tanaman karnivora. Triantha occidentalis merupakan tanaman yang ditemukan di wilayah pantai barat Amerika Utara dan kini diidentifikasi sebagai salah satu jenis tanaman karnivora di dunia. 

Baca Juga


Para ilmuwan pada awalnya melakukan penelitian dengan menempelkan lalat buah pada bagian batang yang lengket dari tanaman Triantha occidentalis (T. occidentalis) yang tumbuh di rawa dekat Vancouver. Mereka kemudian menemukan bahwa tanaman ini menyerap sejumlah besar nutrisi dari serangga. 

T. Occidentalis menjadi satu dari dua tanaman karnivor yang diidentifikasi dalam dua dekade terakhir. Penelitian lebih lanjut juga menunjukkan bahwa tanaman sejenis yang belum diidentimkasi juga tumbuh di wilayah sekitar Amerika Utara. 

“Tanaman ini sudah dikenal sejak lama, tetapi tidak pernah dipahami bahwa itu adalah karnivora. Kecurigaan saya adalah mungkin ada tanaman karnivora lain di luar sana yang tidak kita ketahui,” ujar Sean Graham, ahli botani di University of British Columbia di Vancouver dan rekan penulis studi terbaru, dilansir Popsci, Kamis (12/8). 

Tanaman karnivora pada umumnya ditemukan di habitat yang cerah dan basah, dengan tingkat nutrisi rendah di tanah. Ini adalah di mana kemampuan tanaman untuk menyedot mineral seperti nitrogen dan fosfor dari hewan yang menjadi mangsanya terpenuhi. 

T. Occidentalis atau juga dikenal sebagai Western False Asphodel selama ini mendiami lahan basah dan tepi sungai di sepanjang pantai wilayah Amerika Utara, dari California hingga Alaska. Sudah lama tanaman berada di sekitar tanaman karnivora seperti sundews dan butterworts, namun belum diidentimkasi sebagai karnivora. 

Batang berbunga dari T. Occidentalis dapat tumbuh setinggi sekitar dua setengah kaki selama musim panas, dan dilapisi dengan sejenis rambut kemerahan dan sekresi mengkilap. Para ilmuwan sering mengamati serangga kecil yang terperangkap di antara rambut lengket ini.

Namun, rambut lengket menjadi ciri umum di dunia tumbuhan dan biasanya menjadi pertahanan terhadap hama serangga. Beberapa alasan yang mungkin membuat T. Occidentalis tidak diketahui sebagai tanaman karnivora adalah karena bagian ‘perangkap’ makanan yang tak mencolok. 

 

 

Tanda pertama bahwa spesies mungkin memiliki gaya hidup karnivora datang ketika seorang ilmuwan, rekan dari Graham memperhatikan bahwa T. Occidentalis kehilangan gen yang terlibat dalam fotosintesis yang juga tidak ada di sejumlah tanaman karnivora. Itulah yang membuat tim peneliti curiga.

“Mereka sudah menjebak serangga, jadi mungkin tidak terlalu sulit untuk mengambil langkah selanjutnya dan benar-benar mulai memakan serangga itu,” jelas Graham. 

Graham bersama tim peneliti menyelidiki apakah T. Occidentalis menarik nutrisi dari mangsanya. Para ilmuwan menempelkan lalat ke daun atau batang beberapa spesies berbeda yang tumbuh di rawa dan di Taman Provinsi Cypress British Columbia.

“Kuncinya di sini adalah membuktikan bahwa nutrisi berasal dari hewan yang mati dan telah dimasukkan ke dalam tubuh tanaman,” kata Graham.

Selain itu, para peneliti mengamati, rambut lengket pada batang T. Occidentalis mengeluarkan enzim pencernaan yang disebut fosfatase dan ditemukan pada tanaman karnivora lainnya. Temuan menunjukkan bahwa T. Occidentalis menggunakan bagian bulu yang berkilau untuk memikat dan menjerat serangga. 

Sebagian besar spesies karnivora menjaga jarak yang sehat antara bagian pemakan daging dan tanaman yang harus diserbuki oleh serangga. Namun, Graham mengatakan bahwa T. Occidentalis mungkin tidak membahayakan penyerbuknya sendiri. 

 

Rambut hanya menjebak lalat dan kumbang yang sangat kecil, bukan lebah dan kupu-kupu yang lebih besar dan kuat yang bertanggung jawab untuk menyerbuki tanaman. Meski demikian, masih banyak pertanyaan tentang T. Occidentalis.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler