Outlet Salimah, Peluang Bisnis Berbasis Komunitas

Outlet Salimah adalah bagian dari program membangun ekosistem syariah.

istimewa
Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (Salimah) Sabtu (14/8) mengadakan Webinar bertemakan Peluang Bisnis Berbasis Komunitas
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (Salimah) Sabtu (14/8) mengadakan Webinar bertemakan Peluang Bisnis Berbasis Komunitas dengan pembicara Abu Syauqi dan Gamal Albinsaid. Dalam kesempatan itu Ketua Umum Salimah, Etty Praktiknyowati, menyampaikan bahwa tren bisnis di saat pandemi masih belum jelas kapan akan berakhir.

Baca Juga


"Menurut hasil survey ada kecenderungan masyarakat atau pasar untuk mencari produk yang sehat, bersih dan mudah untuk dijangkau,"  kata Etty dalam keterangan persnya, Ahad (15/8).

Menurut Etty, Program Salimah hadir dalam rangka menjalankan perintah agama untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa masyarakat dengan menghadirkan produk yang halal, non riba serta membangun ekosistem ekonomi syariah secara berjamaah melalui LKS (Lembaga Kelengkapan Salimah).

"Outlet Salimah adalah bagian dari program di bawah Kossuma (Koperasi Syariah Serba Usaha Salimah), salah satu LKS Ekonomi Salimah yang telah berdiri di lebih dari 200 outlet di seluruh Indonesia,"kata dia.

 

Sementara, Abu Syauqi sebagai seorang pengusaha nasional menyoroti dari segi motivasi bisnis di masa pandemi yang berlandaskan ajaran Islam.“Perempuan itu lebih tangguh daripada laki-laki. Banyak peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh ibu-ibu. Dan bisa mencontoh salah pebisnis perempuan yang hebat yaitu Khadijah, Istri Rasulullah,” demikian beliau jelaskan.

“Namun yang menjadi dasar untuk memulai bisnis itu adalah misi bisnis itu sendiri. Banyak perempuan yang memiliki bisnis hebat tapi tidak menyadari berperilaku kurang baik terhadap suaminya karena merasa lebih hebat. Padahal Khadijah tidak seperti itu kepada Rasulullah meskipun ia menjadi pengusaha yang sukses,” tambahnya.

Dalam paparannya dijelaskan bahwa untuk menjadi pengusaha itu sederhana dan tidak sulit, namun bergantung kepada lingkungannya.Mengubah mindset atau pola pikir terlebih dahulu sangat penting karena menjadi pengusaha itu 95 persen ditentukan oleh mindset dan 5 persen keterampilan.

Tidak disarankan berbuat dulu dengan kemampuan keterampilan tetapi lebih penting untuk mengubah mindset atau pola pikir tentang bisnis terlebih dulu, karena kunci kesuksesan bisnis itu sendiri terletak pada bagaimana pola pikir terhadap bisnis. Adapun cara mengubah pola pikir antara lain dengan membaca buku, menonton video tentang cara berbisnis, dan menemui siapa saja yang paham tentang pengalaman berbisnis.

 

Kemudian beliau menambahkan agar tidak lupa untuk melibatkan Allah dalam segala urusan bisnis. Caranya dengan memperbanyak ibadah sehari-hari dan meminta pertolongan kepada Allah swt dalam setiap urusan. Di samping itu misi bisnis yang dimiliki harus besar dan kuat dengan melibatkan misi spiritual di dalamnya sehingga usaha bisnis bisa berjalan dengan sukses.

Sementara dari tokoh pengusaha milenial, Gamal Albinsaid, menyoroti dari segi peluang bisnis kesehatan dimasa pandemi. Menurutnya ketika memilih menjadi wirausaha sosial maka harus siap dengan segala resiko dan menerima kegagalan yang terjadi, seperti rela mengorbankan tabungan pribadi, siap menghadapi kerugian, siap kehilang tim, kehabisan sumber daya dan sebagainya.

Beliau menambahkan bahwa untuk memulai bisnisharus mengingat darimana asal memulainya, lalu menggunakan sumberdaya apa saja yang dimiliki, serta siap melakukan apa saja yang bisa dilakukan.

Bisnis dimulai dengan adanya ide-ide gagasan yang muncul. Ide ini lalu dikembangkan dengan data-data riset yang dilakukan di tengah-tengah masyarakat. Setelah itu dengan design thinking, mendengarkan masukan, mencermati masalah, kemudian menganalisis dan menghasilkan solusi bisnis yang baik untuk masyarakat.

Kemudian mencoba menciptakan produk yang harus berbeda dari yang lain, dengan keunikan tersendiri dan target market yang sudah jelas. Demikian beliau menjelaskan.

 

Menimbang kenapa banyak rintisan usaha yang gagal, beliau menambahkan bahwa banyak produk yang dikembangkan tidak dibutuhkan di pasar, pengelolaan keuangan ataumodal yang kurang baik, atau karena tim yang dimiliki tidak tepat. Lalu apa yang harus dilakukan terhadap usaha bisnis pada masa pandemi beliau menjelaskan bahwa pebisnis harus memahami perubahan yang terjadi agar bisa beradapatasi terhadap apa yang terjadi sekarang maupun yang akan datang.

Misalnya dengan kondisi aktivitas masyarakat yang dilakukan di rumah saja, peningkatan pemakaian teknologi digital, perubahan psikologi konsumen dan lain-lain,sehingga pebisnis berani memasukiduniausaha yang memiliki potensi yanglebih baik.

Acara yang dihadiri oleh lebih dari 400 peserta pada aplikasi zoom ini menurut Eko Sri Wahyuni, Ketua Inkossuma (Induk Keluarga Kossuma Indonesia) sebagai penyelenggaranya, diharapkan dapat memberikan semangat baru bagi para pebisnis Salimah sehingga dapat melangkah dengan lebih pasti dalam menjalani bisnis di masa pandemi ini dan yang akan datang, serta Outlet Salimah menjadi salah satu peluang bisnis berbasis komunitas yang dapat memberikan solusi. 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler