Menolak Kabur, Politikus Wanita Afghanistan Lawan Taliban
Taliban menyatakan tidak akan melakukan diskriminasi terhadap perempuan.
REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan akan terus meyakinkan masyarakat internasional mengenai pemerintahan barunya. Khususnya, ketika pihaknya tidak akan melakukan diskriminasi terhadap perempuan.
“Tetapi, tentu saja, dalam kerangka yang kami miliki,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada konferensi pers di Kabul, Selasa, dikutip Al Arabiya, Jumat (20/8).
Namun demikian, berdasarkan laporan aktivis dan wartawan lokal, pencarian dan penangkapan masih saja dilakukan. Hal itu, menjadi perhatian beberapa tokoh perempuan Afghanistan.
“Berdasarkan apa yang saya ketahui tentang mereka dan tindakan mereka di lapangan, saya khawatir hak-hak dasar perempuan dikorbankan,” kata Roya Rahmani, wanita pertama yang menjabat sebagai duta besar Afghanistan untuk AS, dikutip Al Arabiya, Jumat (20/8).
Menurutnya, apa yang ditawarkan Taliban kepada perempuan, jauh di bawah kewarganegaraan yang setara. Dia menekankan, di bawah kepemimpinan Taliban, perempuan akan diperlakukan sebagai ‘kelas bawah’ yang hanya dianggap cocok untuk peran tertentu.
Hal serupa juga diungkapkan Fawzia Koofi, mantan anggota parlemen Afghanistan dan perunding perdamaian. Dia mengaku tidak mengetahui bagaimana masa depan di Afghanistan saat diperintah oleh Taliban. Namun demikian, dirinya menegaskan tetap berada di tanah airnya tanpa perlu alasan untuk melarikan diri.
"Saya di Kabul bersama dua putri saya karena saya hanya merasa bahwa keberadaan saya di Kabul akan membantu menjaga moral tetap tinggi," jelas dia.
Zarifa Ghafari yang menjadi wali kota wanita termuda di Afghanistan dan kerap mendapat ancaman pembunuhan juga mengungkapkan hal senada. Dia mengatakan akan menunggu saat-saat Taliban mengirim anggotanya dan membunuh dirinya.
“Saya duduk di sini menunggu mereka datang. Tidak ada yang membantu saya atau keluarga saya. Saya hanya duduk bersama mereka dan suami saya. Dan mereka akan datang untuk orang-orang seperti saya dan membunuh saya,” kata Ghafari.
Tak sampai di sana, salah satu dari wanita yang mengangkat senjata melawan Taliban, Salima Mazari, dilaporkan telah ditangkap. Sebelumnya, dia memperkirakan, tidak akan ada tempat bagi wanita di bawah kepemimpinan Taliban.
“Di provinsi-provinsi yang dikuasai Taliban, tidak ada wanita lagi di sana, bahkan di kota-kota. Mereka semua dipenjara di rumah mereka,” ungkap dia.