Australia Evakuasi 300 Orang dari Afghanistan dalam Semalam
Mereka yang dievakuasi tak hanya warga Australia, tapi juga dari negara sekutu.
REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, bahwa negaranya telah mengevakuasi lebih dari 300 orang dari Kabul, Afghanistan dalam semalam hingga Ahad (22/8). Mereka yang dievakuasi termasuk warga Australia, pemegang visa Afghanistan, warga Selandia Baru, Amerika Serikat (AS), dan Inggris menggunakan empat penerbangan dari negara tersebut.
"Kami akan terus menjalankan penerbangan itu, bekerja sama dengan mitra dan sekutu kami," kata Morrison kepada program Insiders Australian Broadcasting Corp (ABC), Ahad.
"Kami mengangkat tidak hanya pemegang visa Australia dan Afghanistan untuk Australia, tetapi mereka yang berasal dari Inggris, Amerika Serikat, dan Selandia Baru," ujarnya menambahkan.
Berita ini muncul setelah AS dan Jerman mengatakan kepada warganya di Afghanistan untuk menghindari perjalanan ke bandara Kabul. Ini dilakukan dengan alasan risiko keamanan ketika ribuan orang mencoba melarikan diri selama sepekan belakangan karena kekhawatiran Taliban yang berkuasa.
Pemerintah Australia sendiri kini telah mengevakuasi lebih dari 550 orang dari Kabul sejak 18 Agustus. Mereka yang dievaluasi oleh Australia termasuk warga Australia dan pemegang visa Afghanistan.
Pekan lalu sekitar 8.000 orang diterbangkan dari Afghanistan dengan penerbangan yang diselenggarakan oleh AS, Inggris, dan negara-negara Uni Eropa. Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan, penerbangan pertama yang membawa pengungsi dari Kabul ke Australia mendarat di Perth pada Jumat malam, membawa warga Australia, pemegang visa Afghanistan dan anggota keluarga, termasuk perempuan dan anak-anak.
Baca juga : Video Marinir Bantu Bayi Afghanistan Viral
Dia mengatakan upaya telah terhambat oleh kekerasan Taliban. "Ada ribuan orang, seperti yang Anda lihat, berkerumun di sekitar pintu masuk bandara," katanya menurut transkrip konferensi pers pada Sabtu yang diterbitkan di situs web kementerian.
"Dan sayangnya, ada juga yang cedera. Dan, kami juga harus menangani beberapa dari mereka di antara penumpang kami. Itu berbahaya," ujarnya menambahkan.