Erdogan: Turki Ingin Taliban tak Ulangi Kesalahan Masa Lalu
Presiden Erdogan dan Putin membahas situasi di Afghanistan.
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas isu-isu regional, terutama langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan dan perkembangan Turki-Rusia di Afghanistan. Pembicaraan tersebut dilakukan melalui panggilan telepon pada Sabtu (21/8) waktu setempat.
Erdogan mengatakan, bahwa Turki di waktu yang akan datang bakal mengambil tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan pengoperasian bandara Kabul dalam kondisi yang relevan. Sebab menurutnya, keamanan akan berkontribusi pada penghapusan kekhawatiran semua pihak, terutama masyarakat internasional dan warga Afghanistan itu sendiri.
"Erdogan menekankan bahwa Turki menginginkan transisi yang mulus di Afghanistan, dan menekankan bahwa penting bahwa Taliban tidak mengulangi kesalahan masa lalu mereka, menjadi inklusif, mewakili keragaman rakyat Afghanistan, dan mengimplementasikan janji-janji mereka," tulis pernyataan oleh Direktorat Komunikasi Turki dikutip laman Anadolu Agency, Ahad (22/8).
Erdogan juga mencatat bahwa peluncuran pembicaraan perdamaian dan keamanan antara Taliban dan para pemimpin Afghanistan di Kabul menjanjikan. Hal tersebut mengingat bahwa dalam proses ini, saluran dialog dengan Taliban harus tetap terbuka, dan keterlibatan bertahap harus diikuti, daripada menerapkan pendekatan yang ketat.
Untuk saat ini, Turki menyambut baik pesan moderat yang diberikan oleh Taliban. Namun Turki hanya melihat tindakan kelompok itu, bukan sekedar kata-kata mereka. "Ini akan membentuk proses yang akan datang," kata presiden Turki.
Erdogan dan Putin juga sepakat untuk berkoordinasi mengenai hubungan dengan pemerintah Afghanistan di masa depan. Kedua pemimpin juga sepakat untuk memperkuat koordinasi bilateral dalam masalah Afghanistan.
Baca juga : Indonesia Evakuasi WNI dari Afghanistan Secara Hati-Hati
Menurut pernyataan Kremlin, keduanya menekankan pentingnya memastikan stabilitas, perdamaian, dan ketertiban di negara itu. Kedua pemimpin sepakat bahwa upaya memerangi terorisme dan perdagangan narkoba harus menjadi prioritas utama.
Erdogan dan Putin juga berbicara tentang hubungan bilateral kedua negara, termasuk perdagangan dan kerja sama ekonomi, dan kolaborasi di sektor energi. Mereka juga menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan pekan lalu dari pesawat pemadam kebakaran Rusia di Turki, di mana tiga tentara Turki dan lima tentara Rusia tewas. Perebutan kekuasaan tak terduga oleh Taliban awal pekan ini telah memicu kekacauan di bandara Kabul karena kekhawatiran pembalasan Taliban.