WFP: Warga Afghanistan Menghadapi Risiko Kelaparan

Taliban telah memberikan jaminan keamanan untuk WFP.

EPA-EFE/HEDAYATULLAH AMID
Keluarga pengungsi internal dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afghanistan, 14 Agustus (dikeluarkan 15 Agustus).
Rep: Rizky Jaramaya Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa jutaan warga Afghanistan menghadapi risiko kelaparan. WFP mengatakan, mereka membutuhkan anggaran senilai 200 juta dolar AS untuk melanjutkan operasinya di Afghanistan setelah Taliban berkuasa.

Direktur Eksekutif WFP David Beasley  mengatakan 14 juta orang di Afghanistan atau sepertiga dari populasi menghadapi kerawanan pangan. Jumlah tersebut termasuk dua juta anak yang sudah mengalami kekurangan gizi.

"Kami membutuhkan dana ini sekarang karena musim dingin akan datang. Ada empat juta orang yang tinggal di daerah terpencil dan sulit menjangkau mereka ketika musim dingin," ujar Beasley, dilansir Aljazirah, Rabu (25/8).

Terlepas dari situasi konflik, ketahanan pangan Afghanistan juga terancam oleh kekeringan dan pandemi virus Corona. Beasley mengatakan WFP akan mulai kehabisan makanan pada bulan September tanpa dana tambahan.

Baca Juga


Jaminan Taliban

Dia mengatakan Taliban telah memberikan jaminan kepada WFP bahwa mereka dapat terus memberikan bantuan ke Afghanistan tanpa hambatan. Dia mengatakan kekacauan dan kekerasan di bandara Kabul tidak mempengaruhi operasi WFP di Afghanistan, karena badan tersebut mengangkut makanan dan bantuan dengan truk.

“Apakah itu Taliban atau lainnya, kami menerima kerja sama yang kami butuhkan.  Kami telah memberi tahu semua orang di lapangan bahwa kami membutuhkan netralitas, ketidakberpihakan, kemandirian.  Sejauh ini semua orang telah memberi kami apa yang kami butuhkan untuk menjangkau orang-orang," kata Beasley.

Beasley mengatakan, Taliban telah bersikap kooperatif. Bahkan mereka memberikan perlindungan dan keamanan dari penjarah di sekitar gudang makanan. “Sejauh ini mereka Taliban telah bekerja sama, dan memberi kami akses yang dibutuhkan. Saya berharap ini dapat berlanjut," ujar Beasley.

Afghanistan sekarang menghadapi keruntuhan ekonomi. Sejumlah negara dan lembaga asing akan menahan bantuan, dan pendanaan ke Afghanistan setelah Taliban menguasai negara itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler