Ledakan Roket Dekat Bandara Kabul Tewaskan Anak-anak

Serangan itu terjadi di tengah evakuasi warga negara asing dan warga Afghanistan

AP Photo/Gemunu Amarasinghe
Seorang sukarelawan berinteraksi dengan seorang anak yang dievakuasi dari Kabul, Afghanistan di Bandara Internasional Washington Dulles, di Chantilly, Va., pada Sabtu, 28 Agustus 2021.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Seorang anak tewas dalam serangan roket di barat laut bandara Kabul. Serangan itu terjadi di tengah evakuasi warga negara asing dan warga Afghanistan oleh Amerika Serikat (AS).

Menurut kantor berita Afghanistan, Asvaka, laporan awal menunjukkan setidaknya dua orang tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan itu. Seorang pejabat keamanan pemerintah Afghanistan mengatakan berdasarkan informasi awal roket tersebut menabrak sebuah rumah.

Amerika Serikat meluncurkan serangan pesawat tak berawak, yang menewaskan seorang pelaku bom bunuh diri dalam sebuah mobil. Menurut pejabat Pentagon, pelaku sedang bersiap untuk menyerang bandara Kabul pada Ahad (29/8).

Seorang pejabat AS menuturkan, serangan yang dilakukan pesawat tak berawak menimbulkan ledakan sekunder. Hal ini menunjukkan bahwa target membawa bahan peledak dalam jumlah besar. Tayangan televisi menunjukkan asap hitam membumbung ke langit ketika terjadi ledakan.

Serangan pesawat tak berawak terjadi saat warga sipil yang tersisa menunggu di Bandara Internasional Hamid Karzai untuk diterbangkan sebelum pasukan terakhir pergi meninggalkan Afghanistan. Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters masih ada sekitar 4.000 tentara AS yang tersisa di Kabul.

Taliban mengatakan mereka telah memulai penyelidikan terhadap serangan AS. Taliban ingin memastikan apakah sasaran AS adalah seorang pelaku bom bunuh diri yang mengendarai kendaraan dan membawa bahan peledak.

Amerika Serikat dan sekutunya telah mengevakuasi sekitar 114.400 orang, termasuk warga negara asing dan warga Afghanistan yang rentan dalam dua pekan terakhir. Akan tetapi masih ada puluhan ribu orang yang kemungkinan tidak dapat dievakuasi.

"Kami mencoba setiap opsi karena hidup kami dalam bahaya. Mereka (Amerika atau kekuatan asing) harus menunjukkan kepada kami cara untuk diselamatkan. Kami harus meninggalkan Afghanistan atau mereka harus menyediakan tempat yang aman bagi kami," kata seorang wanita Afghistan di luar bandara.  

Sebelumnya pada Kamis (26/8), terjadi dua serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul. Serangan ini menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil Afghanistan. AS menyatakan serangan itu dilakukan oleh ISIS-Khorasan (ISIS-K) yaitu kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan ISIS.  

Bandara Internasional Hamid Karzai telah menjadi tempat pengangkutan udara besar-besaran oleh AS dan pasukan sekutu. Mereka mengevakuasi warga negara masing-masing dan warga Afghanistan yang berisiko. Proses evakuasi ini akan berakhir pada Selasa (31/8) sesuai batas waktu yang telah ditetapkan Presiden AS Joe Biden.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler