Penderita Imun Lemah akan Diberikan Vaksin Ke-3 Covid-19

Dosis ketiga diberikan karena penderita imun lemah hasilkan antibodi Covid rendah.

ANTARA/Fauzan
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Pfizer saat vaksinasi Covid-19 di Mal Cilandak Town Square, Jakarta, Rabu (1/9). Inggris Raya akan memberi penderita sistem imun lemah (imunosupresi) yang parah vaksin ketiga Covid-19.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris Raya akan memberi penderita sistem imun lemah (imunosupresi) yang parah vaksin ketiga Covid-19. Ini dilakukan untuk meningkatkan peluang menghasilkan respons imun lebih baik, meski pejabat menekankan tawaran itu berbeda dari program vaksin penguat yang lebih luas.


Dengan langkah itu, Inggris akan mengikuti Amerika Serikat yang Agustus lalu mengizinkan vaksin ketiga Pfizer-BioNTech dan Moderna diberikan untuk penderita sistem imun lemah. Pemilik imun lemah cenderung mempunyai perlindungan yang lebih lemah dari kelompok penerima vaksin dua dosis.

Public Health England pada Rabu (1/9) mengatakan keputusan untuk menawarkan dosis ketiga bagi penderita imunosupresi menyusul data yang menunjukkan bahwa 40 persen penderita penyakit tersebut hanya menghasilkan tingkat antibodi yang rendah dari dua suntikan vaksin. Namun pejabat itu menekankan bahwa vaksin ketiga tersebut bukan dosis "penguat" sebab akan diberikan sebagai bagian dari jadwal vaksinasi utama dan bertujuan membantu proses awal menghasilkan respons imun.

"Kami ingin orang-orang dengan sistem imun lemah yang parah mempunyai peluang bagus untuk mendapatkan perlindungan terhadap Covid-19 melalui vaksinasi," kata Ketua Komite Gabungan Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) Vaksinasi Covid-19, Wei Shen Lim.

Saran terbaru JCVI mengenai program vaksin ketiga yang lebih luas bagi kaum lansia dan kelompok rentan diperkirakan segera. Komite sebelumnya mengatakan pemberian itu dapat dimulai September ini.

Vaksin ketiga akan diberikan kepada orang-orang dengan kondisi imunosupresi seperti HIV/AIDS, dan orang-orang yang menerima pengobatan imunosupresi seperti kemoterapi. Langkah itu akan berimbas pada kurang dari 1 persen populasi, yakni sekitar 400-500.000 orang.

Pejabat mengatakan vaksin mRNA buatan Pfizer dan Moderna seharusnya digunakan untuk dosis ketiga, sebab terdapat lebih banyak data mengenai suntikan ini. Namun, nantinya vaksin AstraZeneca dapat ditambahkan jika data mendukung langkah tersebut.

Pemerintah mengaku telah mendapat saran dari JCVI. "NHS (Layanan Kesehatan Nasional) akan segera mungkin menghubungi orang-orang untuk membahas keperluan mereka dan menyusun janji untuk dosis ketiga jika secara klinis sesuai," kata Menteri Kesehatan Sajid Javid.

"Ini bukanlah awal dari program 'vaksin penguat', kami terus merencanakan ini untuk dimulai pada September."

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler