Uji Coba PeduliLindungi Jadi Syarat Naik KRL, Ini Kata DPR

Perluasan penggunaan PeduliLindungi secara tak langsung mengkampanyekan vaksinasi

Republika/Putra M. Akbar
Calon penumpang memindai kode batang (QR Code) untuk menaiki KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (6/9). PT KAI Commuter mulai melakukan uji coba penggunaan aplikasi PeduliLindungi bagi pengguna KRL di 11 stasiun. Republika/Putra M. Akbar
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi PeduliLindungi mulai dilakukan uji coba sebagai syarat perjalanan naik KAI Commuter Line hari ini, Senin (6/9). Anggota Komisi XI DPR RI, Rahmad Handoyo, meminta pemerintah menyelesaikan potensi kebocoran dan kendala yang sering dikeluhkan masyarakat di aplikasi tersebut.

"Pemerintah harus selesaikan, salah satunya harus diperkuat lintas yang ahli bener-bener ahli di bidang teknologi informasi, kemudian pengawalan dan pengetatan keamanan yang berlapis, saya kira juga menjadi salah satu solusi untuk memperkuat," kata Rahmad kepada Republika.

Kendati demikian dirinya menyambut baik perluasan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Ia menganggap penggunaan syarat perjalanan berbasis aplikasi bisa meminimalisasi penyelewenangan.

"Aplikasi peduli lindungi betul-betul bisa sebagai screening siapa yang sudah divaksin atau yang belum, dan tidak bisa dipalsukan. Artinya kalau kita menggunakan hardcopy surat itu kan bisa banyak penyelewengan di salahgunakan dengan palsu, kalau ini kan tidak mungkin. saya kira ini kita sambut baik perluasan penggunaan aplikasi PeduliLindungi ini," ucapnya.

Selain itu, Politikus PDIP itu juga memandang perluasan penggunaan aplikasi PeduliLindungi secara tidak langsung mengkampanyekan vaksinasi. Diharapkan dengan dijadikannya aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat untuk perjalanan KRL, masyarakat yang belum divaksin akan berbondong-bondong untuk divaksinasi.

"Suatu keniscayaan yang harus diperlukan, suatu keniscayaan untuk dibutuhkan ketika itu menjadi salah satu prasyarat untuk perjalanan, atau kegiatan yang memang mengharuskan untuk divaksin, kenapa tidak, ini kita sambut baik karena semakin banyak masyarakat yang divaksin akan segera terbentuk herd immunity," ucapnya.

Sekarang menurutnya pemerintah tinggal melakukan penyempurnaan bagaimana solusi ketika aplikasi tersebut dibutuhkan masyarakat justru berkendala. "Perlu penyempurnaan perbaikan kalau toh kemudian ada prasyarat harus ada PeduliLindungi pada saat hari H ditentukan itu tidak bisa diakses saya kira ada jalan keluar yang lain misalnya hardcopy atau dicetak ataupun di screen shoot itu jadi salah satu untuk terbentuknya penggunaan PeduliLindungi ini. Sekali lagi untuk tingkat keamanannya diperkuat, diperketat sampai berlapis-lapis, ya. bagaimana itu bisa disempurnakan dan diperbaiki lagi," terangnya.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler