Bank Sentral Eropa Pangkas Pembelian Obligasi

Keberhasilan vaksinasi membuat aktivitas ekonomi Eropa kembali ke pra pandemi.

AP Photo/Markus Schreiber
Presiden ECB Christine Lagarde,
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan memangkas pembelian obligasi selama kuartal mendatang. Ini merupakan langkah kecil pertama menuju pelonggaran bantuan darurat yang telah menopang ekonomi Eropa selama pandemi Covid-19.


Tingkat vaksinasi yang tinggi di Eropa mendukung prospek pemulihan ekonomi. Pembuat kebijakan bisa mengatakan kalau 'hal terburuk telah berlalu'.

ECB melakukannya dengan memperlambat laju program pembelian darurat pandemi yang telah menjaga biaya pinjaman tetap rendah. Selama ini, pemerintah negara-negara Eropa mengambil utang dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk merespons dampak pandemi.

Fase rebound dalam ekonomi zona Eropa semakin maju. Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan, hal ini menempatkan Eropa di jalur yang tepat untuk kembali ke aktivitas pra pandemi pada akhir tahun ini.

"Ini bukanlah tapering. Apa yang kami lakukan hari ini adalah untuk mengkalibrasi laju pembelian kami," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (9/9) waktu setempat, seperti dilansir AP News.

Keputusan tersebut dilakukan jelang diskusi dewan pemerintahan yang akan datang tentang bagaimana dan kapan program tersebut dihentikan. Diperkirakan, program ini akan berjalan hingga Maret 2022.

Inflasi yang tinggi di seluruh dunia menimbulkan pertanyaan apakah bank sentral perlu memperketat kebijakan moneternya. Dalam kasus ECB, inflasi 3 persen pada Agustus melebihi target sebesar 2 persen.

Lagarde mengatakan, inflasi sebagian besar disebabkan oleh faktor sementara yang cepat atau lambat akan mereda. Ia memperkirakan inflasi pada tahun depan sebesar 1,7 persen dan 1,5 pada 2023.

Ekonomi Eropa keluar dari resesi pada kuartal II dengan pertumbuhan 2,2 persen. Sejumlah indikator ekonomi menunjukkan hasil yang positif.

Pada awal 2021, Eropa cukup tertinggal dalam program vaksinasi karena keterbatasan vaksin. Namun, Eropa telah membuat kemajuan bagus dengan memvaksinasi 70 persen orang dewasa, meskipun ada perbedaan besar di antara negara-negara anggota. Keberhasilan vaksinasi ini membuat aktivitas ritel telah kembali ke tingkat sebelum pandemi.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler