Kalteng Ditargetkan Merdeka Sinyal pada November 2022
Di seluruh wilayah Kalteng masih terdapat 400 lebih titik blank spot sinyal
REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menargetkan bisa mencapai kondisi merdeka sinyal pada November 2022. Plt Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Provinsi Kalimantan Tengah Agus Siswadi di Palangka Raya, Rabu (15/9), mengatakan sampai saat ini di seluruh wilayah Kalteng masih terdapat 400 lebih titik blank spot atau tempat yang belum tersentuh atau tidak dilingkupi oleh sinyal komunikasi.
"Kondisi 'blank spot' ini sendiri terbagi dua yakni hanya terdapat sinyal untuk telepon dan pesan singkat serta tidak dapat mengakses internet sebanyak 225 titik dan sisanya lokasi yang sinyal internet belum berjaringan 4G," katanya pada acara orientasi cara cerdas menggunakan media sosial yang diselenggarakan PWI Kalteng di Palangka Raya.
Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Lamandau menjadi daerah yang paling banyak terdapat titik blank spot. Kondisi tersebut karena dipengaruhi kondisi geografis. Agus mengatakan sesuai arahan presiden saat ini upaya merdeka sinyal di wilayah Kalimantan Tengah terus dilakukan termasuk di wilayah Food Estate yang menjadi prioritas peningkatan sinyal dan jaringan internet.
Sementara daerah lain yang masih terdapat blank spot juga akan terus dilakukan peningkatan guna mengejar target Kalimantan Tengah merdeka sinyal pada akhir 2022 tercapai. Penguatan tersebut dilakukan langsung oleh para operator seluler secara langsung.
"Namun khusus untuk wilayah Kabupaten Seruyan penguatan sinyal dan jaringan internet dilakukan langsung oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) yang merupakan kepanjang tanganan Kominfo," katanya.
Kondisi tersebut lanjut Agus, karena Kabupaten Seruyan masuk kategori daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T) untuk wilayah Kalimantan Tengah. "Pada tahun ini di Kabupaten Seruyan juga dibangun 28 menara Base Transceiver Station (BTS) dan akan melayani 96 persen masyarakat terkait jaringan internet," kata Agus.
Pernyataan itu diungkapkan dia usai acara orientasi cara cerdas menggunakan media sosial yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalteng yang diikuti puluhan jurnalis di Kalimantan Tengah secara daring dan luring. Ketua PWI Kalteng M Harris Sadikin mengatakan seiring perkembangan zaman dan teknologi keberadaan jaringan internet menjadi sangat penting guna menunjang kehidupan masyarakat.
"Tak terkecuali bagi profesi jurnalis. Dengan perkembangan teknologi kemampuan jurnalis juga harus terus diasah sehingga mampu beradaptasi dengan kondisi kekinian," katanya.
Selain menjadi "penyambung lidah" antara pemerintah dan masyarakat, di era pesatnya penyebaran informasi saat ini para jurnalis juga harus mampu menjadi penyaring kebenaran informasi yang beredar di dunia maya.
Dia juga mengajak seluruh jurnalis di Kalimantan Tengah mendukung program pemerintah dalam upaya Kalteng merdeka sinyal. Dengan begitu kita berharap masyarakat semakin dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk mengakses seluas-luasnya informasi guna meningkatkan kesejahteraan.