PM Pakistan: Beri Waktu kepada Taliban
Khan menilai Taliban akan sulit mengatasi krisis tanpa bantuan internasional.
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan dunia harus memberi waktu pada Taliban untuk menjalankan hak asasi manusia (HAM) yang setara di Afghanistan. Menurut dia, komunitas internasional perlu mengambil pendekatan berbasis insentif ketika berhadapan dengan kelompok seperti Taliban.
“Adalah kesalahan untuk berpikir bahwa seseorang dari luar akan memberikan hak-hak perempuan Afghanistan. Wanita Afganistan itu kuat. Beri mereka waktu. Mereka akan mendapatkan hak mereka," kata Khan dalam sebuah wawancara dengan CNN yang dipublikasikan pada Rabu (15/9).
Khan menekankan, penting bagi Afghanistan memiliki pemerintahan daripada harus diawasi pihak luar. Dalam hal ini, dunia perlu memberi ruang kepada Taliban untuk mengambil kebijakan atau tindakan yang tepat. “Tidak ada pemerintahan boneka di Afghanistan yang didukung rakyat. Jadi, daripada duduk di sini dan berpikir bahwa kita bisa mengendalikan mereka, kita harus memberi mereka insentif,” ujarnya.
Khan melanjutkan, saat ini Afghanistan, termasuk Taliban yang mengontrol pemerintahan, merasa bahwa mereka tak bisa mengatasi krisis di negara tersebut tanpa bantuan internasional. “Jadi kita harus mendorong mereka ke arah yang benar,” ucapnya.
Pakistan memiliki hubungan sejarah yang mendalam dengan Taliban. Kepala badan intelijen Pakistan, Letnan Jenderal Faiz Hameed, adalah salah satu pejabat asing pertama yang mengunjungi Afghanistan setelah Taliban menguasai negara tersebut. Amerika Serikat (AS) telah lama menuding Pakistan mendukung Taliban. Hal itu kerap dibantah Islamabad.
Baca juga : Wanita Afghanistan Lawan Aturan Berpakaian Taliban
Awal pekan ini Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyerukan Pakistan untuk tak memberi legitimasi pada pemerintahan Taliban di Afghanistan. "Apa yang harus kita lihat adalah desakan bahwa setiap negara, termasuk Pakistan, memenuhi harapan masyarakat internasional tentang apa yang diperlukan dari pemerintah yang dipimpin Taliban jika ingin menerima legitimasi dalam bentuk apa pun atau dukungan apa pun,” kata Blinken saat berbicara di hadapan Komite Urusan Luar Negeri House of Representatives AS pada Senin (13/9).
Blinken menekankan, prioritas komunitas internasional saat ini adalah memastikan Taliban menghormati hak-hak perempuan dan minoritas serta menjamin bahwa Afghanistan tak lagi menjadi “surga” bagi kelompok teroris. “Jadi Pakistan perlu sejalan dengan mayoritas masyarakat internasional dalam bekerja menuju tujuan itu dan dalam menegakkan harapan itu,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, kebijakan-kebijakan Pakistan, dalam banyak kesempatan, telah merugikan kepentingan AS. Sementara pada momen lain, Islamabad mendukung Washington. Terkait hal ini, Blinken menyoroti tentang tindakan Pakistan menyembunyikan atau melindungi anggota Taliban, termasuk Haqqani.
Haqqani merupakan kelompok yang telah ditetapkan sebagai teroris oleh Washington. Kini, Haqqani menjadi bagian dari pemerintahan sementara yang dibentuk Taliban di Afghanistan.