Produsen Diuntungkan dengan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19
Keuntuan miliaran dolar AS akan didapat produsen dari dosis ketiga vaksin Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Produsen vaksin Covid-19 berpotensi mendapatkan keuntungan miliaran dolar AS dari dosis ketiga vaksin Covid-19. Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan program dosis ketiga atau vaksin booster untuk menguatkan perlindungan terhadap virus corona.
Berapa banyak perusahaan farmasi mendapat keuntungan tergantung pada seberapa besar program tersebut dilaksanakan. Pada Kamis (24/9) lalu, pejabat kesehatan AS mendukung agar vaksin Pfizer digunakan untuk vaksin booster bagi kelompok usia 65 tahun ke atas.
Begitu pula puluhan juta orang dewasa yang lebih muda karena memiliki kondisi bawaan atau pekerjaan yang risiko tertular Covid-19 tinggi. Pejabat-pejabat AS menambahkan dosis ketiga akan ditawarkan pada kelompok masyarakat lebih luas pada beberapa pekan atau bulan ke depan, termasuk kemungkinan penggunaan vaksin dari Moderna dan Johnson & Johnson. Selain program dua dosis awal juga terus tumbuh, maka kemungkinan Pfizer dan Moderna akan mendapat keuntungan besar.
"Peluang itu sejujurnya mencerminkan miliaran orang di seluruh dunia yang membutuhkan vaksinasi dan vaksin booster," kata pengamat dari perusahaan investasi, Jefferies Group, Michel Yee.
Para pengamat memprediksi keuntungan rata-rata Moderna pada 2022, naik 35 persen setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana program vaksin booster pada pertengahan Agustus lalu. Sejauh ini, vaksin di AS sebagian besar menggunakan Pfizer yang dikembangkan bersama perusahaan Jerman, BioNTech dan vaksin dari Moderna.
Vaksin Pfizer-BioNTech telah mengimunisasi sekitar 99 juta orang sementara Moderna telah digunakan 68 juta orang. Vaksin Johnson & Johnson telah disuntikan ke 14 juta orang.
Tidak ada yang mengetahui berapa banyak orang yang membutuhkan vaksin tambahan. Tapi pengamat dari Morningstar Karen Andersen memprediksi tahun depan dosis ketiga Pfizer-BioNTech akan menghasilkan 26 miliar dolar AS dari penjualan di seluruh dunia sementara 14 miliar dolar AS bagi Moderna bila vaksin dari perusahaan-perusahaan farmasi itu digunakan di AS.
Perusahaan-perusahaan itu juga mendapatkan keuntungan dari orang-orang yang disuntik vaksin dari perusahaan lain. Inggris berencana menawarkan vaksin booster pada siapa pun yang berusia di atas 50 tahun dan orang yang rentan terhadap penularan Covid-19.
Kelompok pakar Inggris merekomendasikan agar vaksin dosis ketiga menggunakan vaksin dari Pfizer dan BioNTech, lalu vaksin Moderna sebagai alternatifnya. Andersen memprediksi bila program vaksin booster tersebut disetujui maka, Moderna yang tidak memiliki produk lain di pasaran akan mendapatkan profit sebesar 13 miliar dolar AS tahun depan.
Keuntungan dari vaksin untuk Pfizer lebih sulit untuk diprediksi. Tapi pemimpin-pemimpin perusahaan tersebut mengatakan mereka berharap keuntungan sebelum pajak dari vaksin naik di atas '20-an' persen. Berdasarkan prediksi penjualan Andersen maka artinya perusahaan itu mendapat keuntungan 7 miliar dolar AS lebih tinggi dari tahun lalu.
Sementara, Johnson & Johnson dan perusahaan farmasi Eropa, AstraZeneca mengatakan mereka tidak berniat mendapatkan profit dari vaksin Covid-19 selama pandemi. Bagi Pfizer dan Moderna, keuntungan dari vaksin booster lebih tinggi dari dosis pertama dan kedua. Sebab mereka tidak perlu menghabiskan banyak biaya penelitian dan pengembangan seperti yang dilakukan di dua dosis awal.