Halima Aden Kembali Semarakkan Dunia Mode

Supermodel berhijab, Halima Aden, sempat berhenti dari pekerjaannya pada 2020.

EPA
Model keturunan Somalia-Amerika Halima Aden memutuskan untuk kembali ke dunia mode.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah memutuskan keluar dari industri mode pada 2020 lalu, supermodel Halima Aden kembali dengan caranya sendiri. Perempuan berusia 23 tahun itu terjun lagi ke dunia mode dengan tetap memegang keyakinannya dalam berbusana.

"Rasanya luar biasa bisa kembali ke dunia fashion. Saya suka fashion. Saya hanya tidak suka fashion mainstream dan cara mereka memperlakukan saya," katanya dikutip ABC, Selasa (28/9).

Model Somalia-Amerika Serikat itu berpikir bahwa wanita Muslim tetap bisa menjaga jati dirinya. Dia juga sangat bangga dan merasa luar biasa untuk mewakili Muslimah. Saat memutuskan vakum tahun lalu, Aiden melakukannya karena merasa tidak sejalan dengan pengarah gaya.

"Dua tahun terakhir, saya memercayai tim di lokasi syuting untuk memakaikan jilbab saya dan saat itulah saya mengalami masalah," katanya dalam wawancara dengan BBC saat keputusan pensiun.

Masalah itu seperti jeans yang harus Aden kenakan di kepala sebagai pengganti syal biasa. Dari cara penataan gaya, ia merasa sangat jauh dari citranya sendiri.

Baca Juga


Jilbab yang harus Aden kenakan untuk pemotretan pun terus menyusut dan semakin kecil. Aden pun dinasihati sang ibu tentang keyakinan, identitas, dan tanggung jawab sebagai panutan bagi Muslimah.

"Tidak mudah menjadi minoritas dan sebagai seorang Muslim kulit hitam, Amerik- Somalia, mantan pengungsi, saya memiliki begitu banyak identitas yang membentuk siapa saya," katanya.

Di tengah "konflik internal" yang sedang berlangsung, Aden mendapati dirinya dalam situasi di mana dia harus mengompromikan keyakinannya atas nama mode. Tetapi ketika adik sepupunya menyatakan minatnya untuk mengejar fashion dan meminta bimbingannya, Aden menyadari bahwa dia tidak bisa berkompromi lagi.

"Saya ingat panik, dan saya seperti, 'Ya Tuhan, tidak, tidak, tidak.' … Saya tidak ingin dia berada di ruang ini karena saya menyadari itu bukan industri yang aman untuk wanita muda berhijab," kata Aden.

Dari situlah Aden memutuskan mundur karena dia tidak ingin menjadi orang munafik. Ketika mengumumkan bahwa dia akan meninggalkan industri mode, Aden membagikan foto pemotretannya dengan Fenty Beauty milik Rihanna.

"(Rihanna) biarkan aku memakai jilbab yang aku bawa ke lokasi syuting. Halimah yang sebenarnya," tulis Aden saat itu.

Meskipun ibunya adalah bagian dari alasannya berhenti, namun ibu juga yang menjadi alasan Aden sekarang kembali lagi ke dunia mode.

"Dia adalah orang pertama yang menjemputku kembali dan berkata, 'Tidak, kamu tidak akan berhenti, kamu akan membersihkan diri dan kamu akan kembali lebih besar dan lebih baik dari sebelumnya,'" kata Aden.

Sekarang, Aden hanya bermitra dengan merek yang sejalan dengan keyakinannya. Ia berharap dapat terus menjadi panutan positif bagi perempuan dengan mendorong mereka untuk tetap setia pada diri mereka sendiri.

"Pegang identitas Anda, banggalah dari mana Anda berasal, miliki batasan yang jelas, dan ketika batasan itu dirusak, angkat bicara," ujarnya.

Aden lahir di sebuah kamp pengungsi di Kenya. Ketika dia berusia enam tahun, keluarganya pindah ke St. Cloud, Minnesota, Amerika Serikat.

Aden mendapat perhatian luas ketika menjadi wanita berhijab pertama yang bersaing di kontes Miss Minnesota. Selama kompetisi 2016, dia mengenakan burkini Modanisa dan menjadi semifinalis.

Setahun kemudian, Aden menandatangani kontrak model tselama iga tahun di mana dia dijanjikan area ganti pribadi selama pemotretan dan pertunjukan. Kontraknya juga menggarisbawahi bahwa jilbabnya tidak bisa dikompromikan.

Aden semakin diperhitungkan di industri fashion ketika menjadi supermodel pertama yang mengenakan hijab saat menghiasi sampul majalah mode papan atas seperti Vogue. Dia juga menjadi wanita berhijab pertama yang menjadi model untuk Sports Illustrated sekaligus bagi beberapa desainer top dunia dari New York Fashion Week hingga Milan.

Tahun lalu, ketika tengah berada di puncak kariernya, Aden justru memilih keluar dari industri mode karena merasa kehilangan kendali atas identitasnya di industri yang tidak sesuai dengan keyakinan agamanya. Namun, sekarang Aden mungkin merasa lebih siap dan kuat menghadapi semua tantangan yang ada.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler