Rahasia Tiga Amal Kebaikan Jenazah di Alam Kubur yang Terus Bertambah

Jenazah akan ditemani amal kebaikan dan keburukan yang pernah dilakukan di dunia.

Dok Republika.
Ilustrasi jenazah yang sudah dikuburkan.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — jika orang sudah menjadi jenazah alias mayat, maka semua amal kebaikannya dan keburukannya akan berhenti. Yang biasanya berbuat jujur, bersedekah, berpuasa, sholat, dzikir, maka kalau sudah mati, tak dapat lagi melakukan itu. Saat ruh dicabut dari badan, berhentilah penghitungan seluruh amal kebaikan.

Baca Juga


Namun, berdasarkan hadits Nabi Muhammad, masih ada tiga amal kebaikan yang masih bisa terus bertambah. Hadits itu berbunyi begini. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara) : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa baginya.”

Sedekah jariyah

Maksudnya adalah sedekah yang manfaatnya senantiasa dirasakan banyak orang meski yang bersedekah sudah wafat. Apa maksudnya? Tiada lain adalah wakaf. Mereka yang mewakafkan sebagian hartanya untuk membangun masjid, sekolah, madrasah, pesantren, jalan, fasilitas umum, rumah yatim, dan banyak lagi. Sarana tersebut terus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sehingga menjadi kebaikan bersama.

Sementara itu, si pewakaf sudah wafat. Jenazahnya sudah terkubur. Jasadnya dan kehidupannya di dunia meninggalkan bekas kebaikan yang manfaatnya terus dirasakan orang banyak. Maka selama dimanfaatkan orang, maka selama itu pula pahala kebaikannya mengalir kepada si pewakaf, meskipun si pewakaf sudah tutup usia.

Ilmu bermanfaat

Maksudnya adalah ilmu, ajaran, nasihat, petuah bijak, yang diamalkan orang banyak, seperti murid, tetangga, atau siapapun yang pernah diajar ketika masih hidup. Ditambah lagi, mereka meneruskan ajaran, nasihat, tersebut kepada orang lain sehingga orang lain mengenang si almarhum, bahkan mendoakannya. Maka selama ajaran kebaikan itu diamalkan dan disampaikan kepada orang lain, selama itu pula si jenazah mendapatkan kebaikan.

 

Anak shalih yang mendoakan si jenazah

Setiap orang tua yang memiliki anak, wajib mengajarkan kebaikan kepada keturunannya. Anak di sini bukan hanya anak kandung, tapi juga anak asuh, anak angkat, anak ideologis berupa murid, pengikut, simpatisan.

Mereka yang memiliki sentuhan batin dengan si almarhum, selalu mengenang kebaikannya, akan senantiasa mendoakan almarhum dalam berbagai kesempatan. Itulah tambahan bekal yang terkirim ke almarhum di alam kubur dan semakin memberatkan timbangan kebaikannya hingga kiamat.

Satu-satunya teman di alam kubur

Ketika seorang hamba meninggal dunia tidak ada satupun yang setia menemaninya di alam barzah. Keluarga yang dicintainya serta harta benda yang dikumpulkannya semasa hidup sebatas mengantarkan hingga jenazahnya dimakamkan. Setelah itu mereka pulang meninggalkannya.

Bila hamba itu memiliki amal saleh, ia akan merasakan nikmat kubur hingga hari dibangkitkan. Sedang bila amalnya buruk semasa hidupnya, ia akan mendapat azab kubur hingga hari dibangkitkan.

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ : يتبع الميت ثلاثة فيرجع اثنان ويبقى واحد يتبعه أهله وماله وعمله فيرجع أهله وماله ويبقى عمله.

Artinya: Dari Annas bin Malik r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Tiga hal yang mengikuti mayat, maka dari yang mengikuti mayat itu yang kembali pulang dua dan yang tetap kekal satu. Yaitu mengikuti keluarganya, mengikuti hartanya, mengikuti amalnya, dan mengikuti amalnya. Maka yang kembali pulang adalah keluarganya dan hartanya, dan yang tetap kekal menemani dalam kubur adalah amalnya. (Imam Qurthubi menukilkan juga hadits ini dalam kitab at Tadzkirah halaman 297-298 yang diterbitkan Maktabah Darul Minhaj )

Tentang amal yang menemani orang yang telah meninggal di dalam kuburnya dirinci lagi dalam hadits yang diriwayatkan Abu Nu'aim. Rasulullah menjelaskan bahwa ada tujuh amal yang menemani hamba di dalam kubur. 1) ilmu yang diamalkan, 2) amal membuat pengairan 3) amal membuat sumur untuk kemaslahatan umat 4) pohon yang ditanamnya 5) masjid yang dibangunnya, 5) mushaf yang diwariskannya, atau 6)meninggalkan anak saleh 7) yang anak saleh itu memintakan ampunan bagi orang tuanya setelah kematiannya

وروى أبو نعيم من حديث قتادة عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ: سبع يجري أجرها للعبد بعد موته وهو في قبره: من علم علما ، أو أجرى نهرا ، أو حفر بئرا ، أو غرس نخلا ، أو بنى مسجدا ، أو ورث مصحفا ، أو ترك ولدا يستغفر له بعد موته. هذا حديث غريب من حديث قتادة تفرد به أبو نعيم عبد الرحمن بن هانئ النخعي عن العزرمي محمد بن عبد الله عن قتادة ، وخرجه ابن ماجه من حديث الزهري.

Dan diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari hadits imam Qotadah dari Anas bin Malik.r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Tujuh perkara yang menemani seorang hamba setelah kematiannya di dalam kuburnya. Yaitu ilmu yang diamalkan, atau pengairan yang dibuatnya, atau sumur yang digalinya atau pohon yang ditanamnya, atau masjid yang dibangunnya, atau mushaf yang diwariskannya, atau meninggalkan anak saleh yang memintakan ampunan bagi orang tuanya setelah kematiannya. Ini adalah hadits Gharib dari hadits Qatadah yang terdapat dalam riwayat Abu Nu'aim Abdurrahman bin Hani An Naj'i dari 'Azrumiy Muhammad bin Abdullah dari Qatadah. Dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah dari hadits az Zahri.

Amalan sederhana pebuka pintu surga. - (republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler