Dinkes Pastikan Malaria Terkendali Selama PON Papua

Dinkes Mimika telah melakukan langkah antisipasi malaria sejak setahun lalu.

Antara/Indrayadi TH
Ilustrasi. Petugas kesehatan menyemprotkan cairan Fendona ke dinding rumah warga guna mencegah malaria.
Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, MIMIKA -- Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika memastikan penyebaran penyakit malaria di wilayah tersebut sampai saat ini terkendali. Mimika menjadi satu dari empat kabupaten/kota di Papua yang menggelar pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX pada 2-15 Oktober.


"Bersamaan PON ini, malaria terkendali," kata Kepala Dinkes Mimika, Reynold Ubra, di Mimika, Ahad (3/10).

Menurut Reynold, seperti dikutip dari Antara, pihaknya telah melakukan langkah antisipasi malaria sejak setahun lalu. Antara lain dengan survei jentik, mass blood survey (MBS), hingga pembagian kelambu.

Bahkan, Dinkes Mimika juga melakukan penyemprotan tempat penginapan kontingen PON untuk mengantisipasi nyamuk malaria. Penyemprotan yang diistilahkan Indoor Residual Spraying (IRS) itu dilakukan di dinding-dinding ruang penginapan agar terhindar dari nyamuk Anopheles penular malaria.

Nyamuk Anopheles yang beraktivitas mulai pukul 18.00-06.00 WIT diketahui gemar hinggap di dinding atau tembok rumah. Sehingga, Dinkes melakukan IRS yang bisa bertahan efektivitasnya hingga tiga bulan.

"Penyemprotan IRS sudah kami lakukan dua bulan sebelumnya. Kalau untuk hotel-hotel, kami apresiasi mereka telah melakukannya secara mandiri," ujarnya.

Seluruh kontingen PON, kata dia, juga telah dites malaria. Mereka pun diberikan penyuluhan tentang penyakit tersebut, cara pencegahan, dan langkah penanganannya.

"Dari lebih 500 spesimen yang kami cek, temuan kasus malaria ada tiga spesimen,'' kata Reynold. ''Artinya, di bawah 1 persen. Dua orang di antaranya, atlet dari daerah endemik, salah satunya Mimika."

Tak hanya selama PON, pemantauan juga dilakukan Dinkes Mimika setelah kontingen kembali ke kampung halaman hingga tiga bulan. Setelah pemeriksaan malaria, Dinkes melakukan survei migrasi. Jadi, mereka memantau kontingen hingga tiga bulan sepulangnya ke daerah asal.

Seandainya ada kontingen dalam rentang waktu itu mengalami gejala malaria, kata dia, bisa langsung menghubungi Puskesmas atau Dinkes setempat. "Nanti mereka kan ditelusuri pernah ke daerah endemik malaria. Jadi, dari Puskesmas atau Dinkes setempat akan berkoordinasi dengan kami," kata Reynold.

PON XX Papua berlangsung pada 2-15 Oktober dengan mempertandingkan 37 cabang olahraga. Lokasi pelaksanaannya digelar di empat daerah, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke.

Meski baru dibuka pada 2 Oktober kemarin, ada beberapa cabang olahraga yang sudah memulai jalannya kompetisi dan perebutan medali. Hingga Senin (4/10) ini, DKI Jakarta masih memimpin klasemen perolehan medali dengan mengantongi 35 emas, 21 perak dan 24 perunggu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler