IHSG Menguat 1,83 Persen Terkerek Amnesti Pajak
Tax amnesty bisa membuat pasar modal Indonesia lebih likuid.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini, Senin (4/10). IHSG ditutup menguat signifikan sebesar 1,83 persen ke level 6.342,68, tertinggi sejak enam bulan terakhir.
Penguatan IHSG hari ini didominasi oleh kenaikan sektor energi, industri dasar, hingga finansial. Di sisi lain, investor asing membukukukan pembelian bersih sebesar Rp 1,85 triliun.
Secara sentimen, Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, kenaikan IHSG hari ini dipengaruhi oleh perubahan RUU KUP yang siap untuk di sahkan dalam sidang paripurna. Perubahan ini memberikan peluang adanya pengampunan pajak (tax amnesty).
Program pengampunan pajak ini rencananya akan digelar pada 1 Januari 2022 sampai dengan 30 Juni 2022. Sehingga ini akan memberikan peluang upaya dalam meningkatan setoran pajak tahun depan.
Rencana tax amnesty juga disebut menjadi berkah bagi pasar keuangan. Sebab, dengan banyaknya dana repatriasi yang masuk dan diinvestasikan dalam instrumen investasi akan membuat permintaan untuk instrumen investasi meningkat.
"Ini akan memberikan pasar modal Indonesia dapat lebih likuid dan pembangunan basis investor lokal bisa lebih kondusif," demikian riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Senin (4/10).
Dari eskternal, menurut riset, pasar tampaknya terpengaruh dengan mencuatnya sentimen Default Evergrande. Pasar terus memantau perkembangan dari defaultnya Evergrande. Perdagangan saham pada bursa HongKong yang dihentikan membuat investor cenderung khawatir.
Di sisi lain pasar juga khawatir inflasi global dapat bertahan lebih lama dari yang diperkirakan. Hal ini mengingat kenaikan harga komoditas yang berkelanjutan dan gangguan pasokan yang sedang berlangsung di banyak bagian dunia.
Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak menguat dengan kenaikan hingga 2,82 persen. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya ITMG, MDKA, BSDE, dan PGAS. Sedangkan saham–saham yang medominasi penurunan diantaranya BUKA, KLBF, ERAA, dan JPFA.