Waspada Gejala Mata Kering dan Pengobatannya
Saat ini, mata kering menjadi salah satu fenomena 'gunung es' selama pandemi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, mata kering merupakan fenomena gunung es di mana diperkirakan masih banyak pasien yang belum menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Jumlahnya lebih banyak ketimbang pasien yang sudah berobat dan menjalani terapi tepat dari spesialis mata. Sebab, tidak semua orang merasakan gejala dari mata kering.
Berdasarkan penelitian di RS JEC, hanya 40 persen pasien mata kering yang punya gejala. Gejala yang dirasakan antara lain ada rasa mengganjal pada mata, mata berair, mata terasa kering, ada sensasi berpasir, mata terasa lengket, mata sering kemerahan, muncul kotoran mata dan sering mengucek mata.
Gejala mata kering bisa dilihat dari abnormalitas pada air mata, mulai dari penguapan air mata, volume air mata, kekentalan air mata dan analisis kelenjar minyak air mata. Tanda lainnya adalah kerusakan pada permukaan mata, di mana ada pewarnaan pada permukaan mata.
Dokter Spesialis Mata Damara Andalia, SpM, mengingatkan masyarakat untuk tidak menyepelekan mata kering, sebab penyakit ini berbahaya bila tidak diatasi. Mata kering yang tidak ditangani dengan baik bakal menurunkan kualitas hidup, sebab seseorang menjadi sulit beraktivitas secara normal akibat mata tidak nyaman serta bergantung kepada obat-obatan.
Pada kasus yang berat, mata kering yang tidak ditangani bisa menyebabkan kerusakan pada permukaan mata akibat infeksi. Sebab, mata yang kering lebih mudah terinfeksi hal asing, seperti polusi atau bakteri. Kerusakan yang terjadi bisa bersifat ringan hingga berat, temporer atau permanen.
"Walau mata kering adalah penyakit yang sering ditemui, namun sifatnya kompleks, maka penting untuk mencari tahu secara detail penyebab dan faktor risiko dari mata kering agar dapat ditangani dengan baik sehingga tidak sampai mengganggu kualitas hidup," jelas Damara dalam webinar kesehatan, Rabu (6/10).
Damara mengatakan, pengobatannya memerlukan waktu yang panjang, tetapi terapi bisa dimulai dengan memodifikasi gaya hidup. Damara mengajak masyarakat untuk menghindari gaya hidup yang bisa memicu atau memperberat mata kering, yakni menerapkan pola hidup sehat dan membatasi menatap layar gawai, tidak memakai pendingin udara secara berlebihan.
Jangan lupa menerapkan metode 20-20-20 untuk mencegah mata lelah, yakni mengistirahatkan mata selama 20 detik dengan menatap ke kejauhan yakni 20 kaki atau enam meter setiap kali menatap layar selama 20 menit. Mata juga dapat dirawat sendiri di rumah dengan memberi kompres hangat pada kelopak mata, menjaga kebersihan kelopak mata, cukup mengonsumsi air serta mengubah kebiasaan, seperti mengatur durasi menatap layar gawai. Jika diperlukan, gunakan tetes mata yang tepat sesuai kebutuhan dan keadaan mata.