Sempat Anjlok, Harga Cabai di Kota Malang Mulai Normal

Jumlah pembeli meningkat sehingga ikut memengaruhi harga cabai.

ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Pedagang memilah cabai merah yang akan dijual di pasar.
Rep: Wilda Fizriyani Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Harga cabai di Kota Malang sudah mulai normal setelah sempat anjlok beberapa waktu lalu. Pelonggaran kebijakan PPKM dinilai menjadi salah satu penyebab kondisi tersebut.

Salah satu pedagang di Pasar Besar Kota Malang, Agus Salam menyatakan, harga cabai memang sempat anjlok selama lebih dari sebulan. Saat itu, harga bahan makanan ini pernah mencapai Rp 12 ribu per kilogram (kg). "Tapi sekarang sudah mulai merangkak naik," kata Agus, Kamis (7/10).

Menurut dia, kebijakan PPKM yang begitu ketat pada beberapa waktu lalu menyebabkan jumlah kunjungan pembeli ke pasar sedikit. Situasi ini menyebabkan stok cabai yang melimpah banyak tidak terjual. Setelah ada pelonggaran PPKM, jumlah pembeli pun meningkat sehingga ikut memengaruhi harga cabai.

Terbaru, harga cabai merah di Kota Malang sudah mencapai Rp 20 ribu per kg. Sementara itu, cabai merah besar berubah dari Rp 16 ribu menjadi Rp 30 ribu per kg. Stok yang sedikit menyebabkan harga cabai merah besar lebih mahal dibandingkan ukuran kecil.

Meskipun harga sudah normal, kualitas cabai dari tengkulak justru agak menurun. Hal ini karena musim penghujan yang menyebabkan hasil panen menurun kualitasnya. Sebab itu, Agus dan beberapa penjual tidak berani mengambil stok terlalu banyak karena khawatir membusuk sebelum terjual habis.

Dibandingkan cabai, harga bawang merah dan bawah putih cenderung stabil selama satu bulan terakhir. Harga komoditas-komoditas tersebut masih berada pada Rp 25 ribu per kg hingga kini.

Agus tak menampik, harga bawang merah dan bawah putih sempat mengalami penurunan. Namun penurunan harga ini tidak terlalu besar, yakni Rp 23 ribu per kg. "Tapi kemudian sekarang harganya sudah mulai stabil lagi," kata dia menambahkan.



BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler