Area Kabah Masjidil Haram Makkah Tampak dari Luar Angkasa, Ini Penjelasan Sang Astronaut
Kabah Masjidil Haram tampak berbeda dengan objek lainnya
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Seorang astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional mengambil foto kota Makkah di Arab Saudi bagian barat.
Jalan-jalan berwarna gelap dan bangunan-bangunan kota yang berwarna lebih terang memenuhi lembah-lembah di antara bukit-bukit terjal dan gunung-gunung yang tampak dalam nuansa oranye dan cokelat.
Di pusat kota Makkah berdiri Masjidil Haram (juga disebut Masjid Agung Makkah), yang dapat dikenali dari struktur batu putihnya yang besar dan rumit. Kabah, situs suci Islam di tengah-tengah masjid, terlihat seperti kubus kecil.
(Ini lebih jelas terlihat dalam versi resolusi tinggi dari gambar ini.) Bahkan di malam hari, masjid ini terang benderang dan berfungsi sebagai mercusuar bagi para pengunjung.
Jalan utama di dekat masjid tampak berakhir secara tiba-tiba saat bertemu dengan lereng bukit yang curam. Jalan-jalan ini melintasi bukit dan terus menuju dan di sekitar Masjid Agung.
Di sepanjang sisi kanan gambar, kelompok tenda tampak seperti petak-petak persegi panjang berwarna putih. Tenda-tenda ini digunakan selama ziarah keagamaan, seperti haji, yang pada tahun-tahun biasa dilakukan oleh lebih dari dua juta orang.
Foto astronot ISS069-E-39069 diambil pada 29 Juli 2023, dengan kamera digital Nikon D5 menggunakan panjang fokus 1.150 milimeter.
Foto ini disediakan oleh ISS Crew Earth Observations Facility dan Earth Science and Remote Sensing Unit di NASA Johnson Space Center. Gambar tersebut diambil oleh anggota kru Ekspedisi 69.
BACA JUGA: 'Israel Telah Menjadi Bahan Tertawaan di Timur Tengah'
Gambar telah dipangkas dan disempurnakan untuk meningkatkan kontras, dan artefak lensa telah dihilangkan. Program Stasiun Luar Angkasa Internasional mendukung laboratorium ini sebagai bagian dari Laboratorium Nasional ISS untuk membantu para astronot mengambil gambar bumi.
Gambar tersebut akan sangat bermanfaat bagi para ilmuwan dan masyarakat, dan membuat gambar-gambar tersebut tersedia secara bebas di Internet.
Gambar-gambar tambahan yang diambil oleh astronaut dan kosmonaut dapat dilihat di Gerbang NASA/JSC untuk Fotografi Astronot Bumi. Keterangan oleh Sara Schmidt, GeoControl Systems, Kontrak Amentum JETS II di NASA-JSC.
Dalam buku Mukjizat Ka'bah yang ditulis Okrisal Eka Putra, The Egyptian Scholar of the Sun and Space Reserch Center yang berpusat di Kairo memublikasikan hasil penelitian Prof Hussain Kamel yang menemukan sebuah fakta bahwa Makkah adalah pusat bumi.
Dalam penelitiannya, dia menyimpulkan kedudukan Makkah betul-betul berada di tengah-tengah dataran bumi.
Awal penelitiannya hanya untuk mengetahui arah kiblat di kota-kota besar dunia dengan menggunakan perkiraan matematika dan kaidah yang disebut "spherical triangle" dia mulai menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebuah titik pusatnya, dan garis luar lingkaran adalah benua-benuanya.
Dia dibantu dengan topografi tahun 90-an yang telah menjadi teori yang mapan bahwa secara ilmiah lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab.
Lempengan-lempengan itu secara terus-menerus memusat ke arah Makkah. Berdasarkan hasil penelitian ini, Arab Saudi meresponsnya dengan memulai proyek besar untuk mengganti rujukan waktu dunia dari GMT (Greenwich Mean Time) menjadi Makkah Mukarromah Time ( MMT).
Dengan demikian, Kota Makkah bukan sekadar arah kiblat, tetapi juga sebagai pusat koordinasi hitungan waktu. Jika waktu MMT ini diterapkan, akan memudahkan bagi setiap Muslim untuk mengetahui waktu sholat.
Prof Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan. Ia mengatakan, Ka'bah yang berada Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya, ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan ini, dia menarik garis-garis pada peta. Sesudah itu, dia mengamatinya dengan saksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Dia memulai mengambarkan garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
BACA JUGA: KFC dan Pizza Hut di Turki Alami Kebangkrutan Akibat Gerakan Boikot Produk Pro Israel
Setelah dua tahun dari penelitiannya yang sulit dan berat itu, Hussain Kamel sangat terbantu dengan program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda serta banyak hal lainnya.
Dia kagum dengan apa yang ditemukannya. Dia pun mengatakan, Makkah adalah pusat dari bumi. Dia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benua. Pada waktu yang sama, dia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut.
Dr Muhammad Ilyas Abdul Ghani dalam bukunya mengenai sejarah Kota Makkah memaparkan, ada empat pendapat mengapa Makkah dinamakan Ummul Qura.
Pertama, bumi dibentangkan dari bawahnya. Dengan demikian, dia menjadi pusat bumi dan merupakan pusat dunia.
Artinya, tanah yang berada di muka bumi ini dibagi di sekitar Makkah dengan cara yang sangat bertaut dan Makkah menjadi pusat dari tanah daratan.
Juga, menjadi arah yang benar untuk tempat menghadap ketika shalat di kota manapun seseorang berada. Ia adalah busur terpendek yang menghubungkan antara kota itu dan Makkah.
Dalam penelitian ilmiah, secara falaki, ditemukan bahwa Ka'bah adalah pusat bumi dan dia dibangun di jantung Makkah.
BACA JUGA: Perlawanan Hamas Bentuk Jihad atau Terorisme? Ini Jawaban Tegas Guru Besar Al-Azhar Mesir
Pendapat kedua, Makkah merupakan kota tertua dan terlama. Ketiga, Makkah merupakan kiblat semua manusia yang menghadap ke arah Makkah. Keempat, Makkah merupakan kota yang sangat agung kedudukannya dibandingkan kota-kota lain di dunia.
Allah SWT telah memilih Makkah sebagai tempat bangunan rumah-Nya (Baitullah, Ka'bah) dan tempat kelahiran nabi penutup serta tempat diutusnya nabi tersebut. Allah telah menjadikan tempat itu sebagai pusat arah ibadah hamba-hamba-Nya.
Allah SWT mewajibkan mereka untuk datang ke tempat itu, baik dari jarak jauh maupun dekat, untuk melaksanakan ibadah haji. Maka, janganlah seseorang memasukinya, kecuali dia berada dalam keadaan tawadhu, khusyuk, merendahkan diri, membuka tutup kepala mereka, dan menelanjangi diri dari pakaian kebesaran dunia.
BACA JUGA: Perlawanan Hamas Bentuk Jihad atau Terorisme? Ini Jawaban Tegas Guru Besar Al-Azhar Mesir
Dalam kitab Shahih Muslim pada bab haji, disebutkan bahwa Rasulullah bersabda pada saat penaklukan Kota Makkah.
إنَّ هذا البَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ يَومَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ، فَهو حَرَامٌ بحُرْمَةِلأَحَدٍ قَبْلِي، وَلَمْ يَحِلَّ لي إلَّا سَاعَةً مِن نَهَارٍ، فَهو حَرَامٌ بحُرْمَةِ اللهِ إلى يَومِ القِيَامَةِ، لا يُعْضَدُ شَوْكُهُ، وَلَا يُنَفَّرُ صَيْدُهُ، وَلَا يَلْتَقِطُ إلَّا مَن عَرَّفَهَا، وَلَا يُخْتَلَى خَلَاهَا
"Sesungguhnya negeri ini telah Allah haramkan pada saat diciptakan langit dan bumi. Maka, dia haram dengan keharaman Allah hingga hari kiamat. Tidak boleh dicabut durinya, tidak boleh diusir binatang buruannya, tidak boleh diambil barang temuannya, kecuali dia bermaksud untuk mengumumkannya, dan tidak boleh dipotong rumputnya.”
Berbagai keutamaan yang dimiliki kota Makkah tidak terlepas dari sejumlah tempat dan situs yang ada di sana. Mulai dari Kabah, kota kelahiran Nabi Muhammad SAW, tempat pertama kali Alquran diturunkan, tempat bertemunya Adam dan Hawa, serta adanya sumur zamzam yang ada sejak zaman Nabi Ismail AS.