Naskah Khutbah Jumat: Kekuasaan dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Umat Islam adalah umat terbaik jika menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sulidar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PW Muhammadiyah Sumatra Utara
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
قَالَ اللهُ تَعَالَي فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ,وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ,وَاتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا, يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍصَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّمُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌوَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِي بِتَقْوَي اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ.
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah,
Sebagai hamba Allah yang arif, kita wajib bersyukur kepada Allah swt, karena sampai detik ini kita telah diberi-Nya berbagai nikmat, baik nikmat keimanan, kesehatan dan kesempatan untuk terus bisa beribadah dan beraktivitas sesuai dengan petunjuk-Nya. Salawat dan Salam kita tujukan kepada Rasulullah saw, yang telah mengajarkan umat manusia al-Islam, demi kebahagiannya, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah swt dan Rasul-Nya, telah menegaskan bahwa jika umat manusia menjalankan aktivitas kehidupannya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Alquran dan as-Sunnah, maka dijamin akan selamat, tidak akan sesat dalam arti yang luas tentu selamat, sejahtera dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Perhatikan hadis berikut ini.
وحَدَّثَنِي عَنْ مَالِك أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوامَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَاكِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ.
Telah menceritakan kepadaku dari Malik bahwasannya dia menyampaikan bahwa Rasul saw bersabda: “Aku tinggalkan dua pusaka pada kalian. Jika kalian berpegang kepada keduanya, niscaya tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah (Alquran) dan Sunnah Rasul-Nya.” H. R. Malik.No. 1395.
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah,
Dalam Alquran diinformasikan bahwa Allah swt menyukai orang mukmin agar mempersiapkan barisan yang kokoh. Hal ini agar umat Islam secara jamaah mempersiapakan diri secara matang, agar tidak lengah, ketika sewaktu-waktu ada kelompok atau apapun namanya yang ingin menyerang dan menghancurkan umat Islam. Maka umat Islam sudah siap tempur, kapan dan di mana saja berada. Perhatikan Q.S.as-Saf/61:4:
إنَّ اللهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ (4)
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Selanjutnya, Alquran memberikan penegasan, betapa pentingnya kekuasaan politik dimiliki umat Islam untuk menegakkan Amar ma’ruf Nahi munkar, perhatikan Q.S.Ali Imran/3:110.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ.. (110)
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…
Ayat di atas (Q.S.Ali Imran/3:110), memberikan pelajaran bahwa Umat Islam adalah umat yang terbaik di dunia, jika menjalankan amar ma’ruf, nahi munkar. Dengan dasar iman kepada Allah swt. Perlu diperhatikan bahwa untuk menjalankan amar ma’ruf atau menyuruh umat untuk melakukan kebaikan adalah hal yang mudah, namun jika ingin menegakkan nahi munkar, atau mencegah kemungkaran adalah hal yang sangat sulit sebab harus didukung dengan kekuasaan politik.
Dengan kekuasaan politik menegakkan nahi munkar atau mencegah kemungkaran lebih mudah, misalnya, bila salah seorang umat Islam yang bertaqwa menjadi Presiden. Maka, untuk mencegah kemungkaran sangat mudah, sebagai contoh, melalui kewenangan Presiden, maka Presiden membuat surat keputusan, misalnya, dalam satu bulan, tidak boleh ada pabrik minuman keras di wilayah Republik Indonesia.
Nah, dengan keputusan ini, tidak akan ada yang berani menghalanginya. Demikian pula semua jenis kemungkaran yang meresahkan masyarakat. Dengan kekuasaan politik semuanya menjadi mudah.
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah,
Dalam suatu hadis Rasul saw, menegaskan bahwa orang yang menumpas kemungkaran dengan kekuasaan politik yang ada padanya, imannya berada paling atas. Perhatikan hadis berikut ini.
وَهَذَا حَدِيثُ أَبِي بَكْرٍ قَالَ أَوَّلُ مَنْ بَدَأَ بِالْخُطْبَةِ يَوْمَ الْعِيدِ قَبْلَ الصَّلَاةِ مَرْوَانُ فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ فَقَالَ الصَّلَاةُ قَبْلَ الْخُطْبَةِ فَقَالَ قَدْ تُرِكَ مَا هُنَالِكَ فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ.
Ini adalah hadis Abu Bakar, “Orang pertama yang berkhutbah pada Hari Raya sebelum shalat Hari Raya didirikan ialah Marwan. Lalu seorang lelaki berdiri dan berkata kepadanya,”Salat Hari Raya hendaklah dilakukan sebelum membaca khutbah.” Marwan men jawab, “Sungguh, apa yang ada dalam khutbah sudah banyak ditinggalkan. “Kemudian Abu Said berkata, “Sungguh, orang ini telah memutuskan (melakukan) sebagaimana yang pernah aku dengar dari Rasul saw., bersabda: “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” H.R.Muslim.No.hadis 70.
Dalam hadis di atas dengan tegas dinyatakan bahwa barang siapa melihat kemungkarancegahlah dengan tangan. Tangan yang dimaksudkan dalam hadis adalah kekuasaan politik.
Dalam negara Indonesia, menganut Trias Politika, yaitu Eksekutif, Legislagit dan Yudikatif. Eksekutif itu adalah mulai dari Presiden sampai dengan Kepala Dusun yang ada di desa-desa. Itulah iman yang paling atas, pertengahannya adalah dengan lisan, ini kelompok para ulama, dosen, guru dan ustaz yang hanya bisa mengatakan tetapi tidak memiliki kekuasaan. Namun iman yang paling bawah adalah mereka yang mencegah kemungkaran dalam hatinya, makanya jika ada yang melakukan kemungkaran dia tidak suka atau benci hanya dalam hatinya tanpa bisa berbuat apa-apa.
Selanjutnya, dalam suatu hadis Rasul saw menegaskan bahwa orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, perhatikan hadis berikut ini.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُاللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.
Dari Abu Hurairah dia berkata; “Rasul saw. bersabda: ‘Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah.Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; ‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah;’lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata ‘law’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syetan.’ H.R. Muslim. No hadis 4816.
Hadis di atas menegaskan agar orang mukmin me miliki kekuatan dalam kehidupannya. Kekuatan di sini tentunya semua hal berkaitan dengan kehidupan, baik politik, ekonomi, keilmuan, kesehatan, sosial-budaya, lahir dan batin. Sebab orang mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah swt ketimbang mukmin yang lemah. Jika, dalam politik mukmin lemah, maka akan dikuasai oleh kafir. Kuat secara politik artinya berkuasa atau menjabat dalam pemerintahan; kuat secara ekonomi, artinya tidak miskin, dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga tidak meminta-minta kepada orang lain.
Kuat secara keilmuan, maknanya pintar dan cerdas, menguasai sain dan teknologi, tidak bodoh dan tolol yang mudah ditokohi atau menjadi santapan bagi mereka yang pintar tapi tidak bertaqwa. Kuat secara kesehatan, maknanya tidak sering sakit-sakitan, karena senantiasa memakan makanan yang halal dan bergizi. Kuat secara sosial budaya, maknanya adalah tidak “kuper” kurang pergaulan. Umat Islam harus melakukan silaturrahim kepada siapapun agar memiliki koneksi, sehingga akan memperkuat status sosialnya. Demikianlah pentingnya mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah.
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah,
Mari kita sama berdoa dan berikhtiar, agar Umat Islam memiliki kekuatan dalam segala bidang, baik ekonomi, sosial, kesehatan, sains dan teknologi, sampai kekuasaan politik. Agar Umat Islam tampil sebagai Imam bukan sebagai makmum. Selanjutnya:
1. Amar ma’ruf nahi munkar tidak dapat berjalan dengan maksimal, jika tidak didukung dengan kekuasaan politik.
2. Jika umat Islam lemah dalam kekuasaan politik, maka umat Islam tidak akan bisa berbuat maksimal dalam menegakkan nilai-nilai Alquran dan al-Hadis. Termasuk dalam membuat Undang-Undang di DPR, mestinya diisi oleh mayoritas umat Islam yang memiliki komitmen terhadap Nilai-nilai Islam. Oleh karenanya, umat Islam wajib memilih pemimpin politik yang beragama Islam juga bertaqwa. Kekuaasaan politik itu mulai Presiden, Menteri, Gubenur, Walikota/Bupati. Termasuklah di dalamnya yang disebut Legislatif, Eksekutif dan Judikatif.
3. Rebutlah kekuatan politik, dengan strategi sesuai apa yang diajarkan dalam Alquran dan al-Hadis.
4. Dengan memiliki kekuasaan politik, umat Islam akan dapat meningkatkan kualitas dalam semua bidang dalam kehidupannya, baik hubungan kepada Allah (Habl minallah) dan hubungan kepada sesa ma manusia (habl minannas)
5. Nabi Muhammad saw, selain sebagai Rasul, juga kepala negara pada masa hidupnya, setidaknya pemimpin tiga komunitas besar, yaitu Muslimin, Yahudi dan Nasrani, ini adalah sebagai contoh teladan bagi umatnya untuk mencontoh beliau. Sebagai kepala negara beliau berhasil memimpin semua golongan yang berbeda sehingga dakwah Islam dalam berkembang ke seluruh dunia.
6. Semoga kita mau peduli dengan politik, dengan meramaikannya pada saat adanya Pilkada dan Pilpres, jangan sampai umat Islam acuh tak acuh dan tak peduli, yang pada akhirnya, di Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif, dikuasai oleh orang-orang kafir dan munafiq. Dengan dikuasai oleh mereka tentu kepentingan umat Islam tidak akan diperhatikan, yang akan memberikan dampak yang luar biasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jika para elitnya bukan orang-orang yang bertaqwa.
7. Mari kita berjihad untuk memenangkan dalam semua kesempatan Pilkada dan Pilpres, pilihlah orang yang bertaqwa, bukan lainnya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ..
Khutbah kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى:(وَتَزَوَّدُوافَإِنَّ خَيْرَالزَّادِالتَّقْوَى) اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وآلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وآلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ. رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ