Larangan Mencela Sahabat Nabi Muhammad
Nabi Muhammad berpesan jangan mencela sahabatnya.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad ﷺ telah memperingatkan umatnya agar tidak mencela sahabat Nabi.
Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi dengan pentahqiq Syaikh Ali Hasan al-Halabi, dalam ash-Shahihain disebutkan, dari Rasulullah ﷺ bahwasanya beliau bersabda:
لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِي؛ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَوْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيفَهُ
"Janganlah kalian mencela para Sahabatku. Karena sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, itu tidak sebanding dengan satu mud yang diinfakkan oleh salah seorang dari mereka, bahkan tidak juga setengahnya."
Dari Suwaid bin Ghaflah, dia berkata: "Aku melewati sekelompok orang Syi’ah yang sedang mencela Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu Anhuma. Kemudian aku menemui Ali bin Abu Thalib dan berkata: 'Hai Amirul Mukminin! Tadi aku melewati sekelompok orang dari teman-teman engkau yang sedang membicarakan Abu Bakar dan Umar dengan sesuatu yang tidak layak bagi keduanya. Seandainya bukan karena mereka beranggapan engkau pun menyembunyikan sesuatu terkait keduanya sebagaimana yang mereka ungkapkan, niscaya mereka tidak akan berani berbuat demikian.'
Ali Radhiyallahu Anhu berkata: 'Aku berlindung kepada Allah. Aku berlindung kepada Allah dari menyembunyikan sesuatu terkait Abu Bakar dan Umar, terkecuali yang diamanatkan Nabi ﷺ kepadaku. Semoga Allah melaknat seseorang yang menyembunyikan sesuatu terkait keduanya di dalam hati, kecuali apabila itu kebaikan. Mereka berdua adalah kawan, sahabat, dan orang terdekat Rasulullah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka berdua.'
Ali pun bangkit dalam kondisi menangis dan memegang tanganku menuju ke masjid. Dia naik mimbar dan duduk tegap seraya memegangi dan memandangi jenggotnya yang telah memutih, hingga orang-orang berkumpul. Dia berdiri, kemudian dia menyampaikan mukadimah khutbah singkat yang begitu indah, lalu berkata:
'Ada apa dengan orang-orang yang menyebut-nyebut dua penghulu Quraisy dan dua bapak kaum muslimin ihwal sesuatu yang saya bersih dan berlepas diri darinya, serta akan menghukum mereka karenanya. Demi Allah, Yang membelah biji dan menciptakan jiwa, tidaklah ada yang mencintai keduanya kecuali orang beriman lagi bertakwa, dan tidak ada yang membenci keduanya kecuali orang keji yang celaka. Mereka berdua telah menemani Rasulullah ﷺ dengan kejujuran dan ketulusan. Mereka memerintahkan, melarang, marah, dan menghukum tanpa melampaui apa yang diputuskan beliau. Tidaklah Rasulullah berpendapat dengan selain pendapat keduanya, dan tidaklah pula beliau mencintai seseorang seperti mencintai keduanya. Nabi kita wafat dalam keadaan ridha terhadap mereka berdua, dan kaum mukminin pun ridha terhadap keduanya.
Rasulullah ﷺ memerintahkan Abu Bakar Radhiyallahu Anhu untuk memimpin shalat kaum mukminin, maka Abu Bakar pun mengimami mereka selama sembilan hari, saat Rasulullah masih hidup. Tatkala Allah mewafatkan Rasulullah, seusai beliau memilih untuk berada di sisiNya, kaum mukminin memilih Abu Bakar sebagai pemimpin serta menyerahkan zakat kepadanya, kemudian mereka membaiatnya dengan penuh ketaatan tanpa paksaan, dan akulah yang pertama kali melakukannya dari kalangan Bani Abdul Muththalib, meski sebenarnya Abu Bakar tidak suka dipilih, terbukti dari sikap berharapnya bahwa ada di antara kita yang mau atau dapat menggantikannya. Namun demi Allah, dialah orang terbaik yang masih hidup (sepeninggal Rasulullah), dan dia adalah orang yang paling penyayang, paling belas kasih, paling wara, paling tua, dan paling dahulu memeluk agama Islam. Dia berjalan di atas jalan yang ditempuh oleh Rasulullah, hingga beliau meninggal dunia. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadanya.
Selanjutnya Abu Bakar menyerahkan kepemimpinan sesudahnya kepada Umar Radhiyallahu Anhu, dan aku termasuk mukmin yang ridha atas keputusan ini. Umar memimpin berdasar manhaj Rasulullah dan sahabat beliau, Abu Bakar. Umar mengikuti jejak mereka seperti anak unta mengikuti jejak induknya. Demi Allah, Umar ini adalah sosok yang halus dan penuh belas kasih kepada orang-orang yang lemah, dia menolong orang-orang yang dizhalimi dari cengkeraman orang-orang yang menzhalimi, tidak peduli dengan celaan orang yang mencela sewaktu dia berjuang di jalan Allah. Allah menunjukkan kebenaran melalui lisan (ucapan)nya, serta menjadikan kebenaran dari sikapnya. Hingga, kami menyangka ada Malaikat yang berbicara melalui lisannya. Allah memuliakan Islam dengan keislaman Umar, bahkan Dia menjadikan hijrahnya sebagai penopang Islam. Allah menanamkan rasa takut kepadanya dalam hati orang-orang munafik, dan Dia menanamkan rasa cinta kepadanya dalam hati orang-orang beriman. Umar Radhiyallahu Anhu dikenal sebagai orang yang sangat keras terhadap musuh-musuh-Nya.
Siapakah yang bisa memimpin kalian seperti mereka? Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada keduanya dan memberikan anugerah kepada kita untuk bisa berjalan di atas jalan mereka berdua. Siapa saja yang mencintai aku, maka cintailah mereka berdua. Sedang siapa saja yang tidak mencintai keduanya, berarti dia telah membuatku marah, dan aku berlepas diri darinya.
Sekiranya aku memberikan hukuman terhadap kalian yang mencela Abu Bakar dan Umar ini, niscaya aku akan hukum dengan amat keras. Ketahuilah, jika setelah hari ini aku mendapat laporan ada seseorang yang mencela Abu Bakar dan Umar, maka hukuman bagi pelakunya itu seperti hukuman bagi pendusta.
Ketahuilah, bahwa sebaik-baik umat ini setelah Nabinya ﷺ adalah Abu Bakar serta Umar Radhiyallahu Anhuma, kemudian Allah lebih mengetahui hakikat kebaikan itu berada?
Demikian yang bisa kusampaikan, dan aku memohon ampun kepada Allah untukku serta untuk kalian.'"
Dari Ali, semoga Allah memuliakan wajahnya, dia berkata: "Akan muncul di akhir zaman, suatu kelompok yang gemar mencaci. Mereka disebut Rafidhah. Mereka mengaku pengikut kami, padahal mereka ini sama sekali bukan pengikut kami. Tanda mereka yaitu gemar mencela Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu Anhuma. Di mana pun kalian mendapati mereka, maka bunuhlah mereka dengan kadar seberat-beratnya, karena sungguh mereka semua pada hakikatnya adalah orang-orang musyrik."